Pembunuh Pilot WN Selandia Baru Diduga KKB Pimpinan Egianus Kogoya
BeritaNasional.com - Satuan Tugas (Satgas) Operasi Damai Cartenz menduga kelompok kriminal bersenjata (KKB) pelaku penembakan pilot asal Selandia Baru, Glen Malcolm Conning, merupakan KKB pimpinan Egianus Kogoya.
"Kemungkinan begitu (pelakunya anggota KKB pimpinan Egianus Kogoya)," kata Kepala Satgas Humas Operasi Damai Cartenz, Kombes Pol Bayu Suseno, Kamis (8/8/2024).
Perkiraan tersebut, lanjut Bayu, dikarenakan lokasi pembunuhan dekat dengan penyanderaan pilot Susi Air, Kapten Philip Mark Mehrtens oleh KKB pimpinan Egianus Kogoya.
"(Dugaan) karena TKP dekat sama Kabupaten Nduga," ucapnya.
Dengan begitu, Bayu memastikan pihaknya akan sangat berhati-hati dalam mencari pelaku penembakan untuk memastikan keselamatan pilot Susi Air yang masih disandera.
"Upaya (pembebasan) tetap soft approach. Kalau represif, nanti pilot Philip bisa dieksekusi juga," tuturnya.
Sebelumnya, KKB melakukan penyanderaan dan pembunuhan terhadap pilot helikopter milik PT Intan Angkasa Air Service, Glen Malcolm Conning (50) berkebangsaan Selandia Baru.
Kepala Operasi Damai Cartenz 2024, Brigjen Pol Faizal Ramadhani, mengatakan peristiwa itu terjadi di Distrik Alama, Kabupaten Mimika, Papua Tengah, Senin (5/8/2024) sekitar pukul 10.00 WIT. Para pelaku juga membakar helikopter jenis IWN MD 500 ER PK.
"Benar telah terjadi penyanderaan dan pembunuhan yang dilakukan oleh KKB terhadap Mr. Glen Malcolm Conning yang merupakan pilot helikopter milik PT Intan Angkasa Air Service," jelas Faizal Ramadhani dikutip pada Selasa (6/8/2024).
"Kejadian tersebut terjadi saat helikopter tiba di Distrik Alama dengan membawa empat penumpang, yaitu dua orang dewasa (nakes) dan satu bayi serta satu anak dari Bandara Moses Kilangin Timika," sambungnya.
5 bulan yang lalu
DUNIA | 1 hari yang lalu
GAYA HIDUP | 1 hari yang lalu
HUKUM | 1 hari yang lalu
POLITIK | 23 jam yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
EKBIS | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
HUKUM | 1 hari yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu