Luncurkan Desa Wisata Ramah Perempuan, Menteri PPPA Tekankan Pentingnya Sinergi Lintas Kementerian

Oleh: Dyah Ratna Meta Novia
Minggu, 01 September 2024 | 23:00 WIB
Desa Wisata Ramah Perempuan (Foto/KemenPPPA)
Desa Wisata Ramah Perempuan (Foto/KemenPPPA)

BeritaNasional.com - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga menghadiri peluncuran pedoman buku “Desa Wisata Ramah Perempuan”, yang diinisiasi oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) di Desa Les, Kabupaten Buleleng, Bali. Peluncuran pedoman ini merupakan bagian dari kolaborasi dalam upaya mengembangkan destinasi dan infrastruktur wisata yang dapat mengakomodir dengan baik kebutuhan wisatawan perempuan maupun bagi pelaku usaha perempuan di lokasi destinasi wisata. 

Menteri PPPA dalam Talk Show pada acara "Launching Pedoman Desa Wisata Ramah Perempuan" menyampaikan dalam upaya pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak membutuhkan komitmen lintas kementerian/lembaga.

“Perempuan memiliki peran yang sangat penting dalam upaya pembangunan, terutama di wilayah pedesaan. Pemberdayaan perempuan melalui Desa Wisata Ramah Perempuan menjadi hal yang harus disinergikan dan dikolaborasikan oleh berbagai pihak demi mencari solusi bersama. Desa Wisata Ramah Perempuan yang diinisiasi oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif merupakan momentum dan awal yang baik dalam rangka membangun sinergi nyata dari berbagai pihak dan kerja nyata dalam pemberdayaan perempuan dan anak,” ujar Menteri Bintang.

Menteri Bintang mengatakan, program ini dirancang untuk meningkatkan partisipasi perempuan dalam sektor pariwisata desa, memberikan mereka akses yang lebih luas untuk mengembangkan potensi ekonomi mereka, sekaligus memastikan bahwa desa tersebut menjadi lingkungan yang aman dan nyaman bagi perempuan.

“Saya percaya bahwa dengan memperkuat peran perempuan di desa, memberikan mereka ruang untuk berpartisipasi dalam pengembalian keputusan, dan menciptakan lingkungan yang mendukung, kita dapat secara signifikan mengurangi kekerasan terhadap perempuan. Seluruh upaya ini dimulai dari desa, karena kami menyadari bahwa perubahan besar harus dimulai dari akar rumput. Namun kami juga berharap Desa Wisata Ramah Perempuan yang akan diluncurkan hari ini juga menggaris bawahi bahwa desa wisata juga harus bebas dari eksploitasi anak dan ramah anak karena daerah tujuan wisata rentan terhadap fenomena pekerja anak dan eksploitasi terhadap anak, di antaranya eksploitasi seksual dan eksploitasi ekonomi,” kata Menteri Bintang.

Menteri Bintang juga menyampaikan apresiasi kepada Kemeparekraf yang turut berkomitmen dalam mewujudkan DRPPA melalui Desa Wisata Ramah Perempuan, sebagai salah satu upaya mewujudkan SDGs dan pembangunan yang responsif gender.

“Kerja sama antara Kemen PPPA dan Kemenparekraf diharapkan dapat mendukung program Desa/Kelurahan Ramah Perempuan dan Peduli Anak serta Desa Wisata Ramah Perempuan melalui berbagai kegiatan, seperti pelatihan dan pemberdayaan perempuan lokal, penyediaan fasilitas ramah anak di destinasi wisata, promosi Desa Wisata Ramah Perempuan, pengembangan ekowisata yang mendukung kesetaraan gender, serta penelitian dan pengembangan kebijakan bersama,” ujarnya.

Menteri Bintang berharap program Desa Wisata Ramah Perempuan ini tidak hanya berhenti pada peluncurannya, tetapi dapat dilanjutkan dengan berbagai kegiatan yang lebih konkret. sinpo

Editor: Dyah Ratna Meta Novia
Komentar: