Puji Kesederhanaan Paus Fransiskus, Menag: Patut Dicontoh

Oleh: Tim Redaksi
Selasa, 03 September 2024 | 15:43 WIB
Iring-iringan mobil Paus Fransiskus saat tiba di Indonesia. (BeritaNasional/Oke Atmaja).
Iring-iringan mobil Paus Fransiskus saat tiba di Indonesia. (BeritaNasional/Oke Atmaja).

BeritaNasional.com - Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas memuji kesederhanaan Paus Fransiskus yang lebih memilih kendaraan yang sederhana, bukan kendaraan mewah. Termasuk menginap tidak juga di hotel mewah, tapi di Kedutaan Vatikan.

Menurut Yaqut, hal ini patut ditiru oleh para pejabat ataupun pemimpin. Hal itu dikatakan Yaqut usai menyambut kedatangan Paus Fransiskus di Bandara Internasional Soekarno Hatta. Pesawat yang membawa Paus Fransiskus mendarat di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (3/9/2024)

"Beliau ini pimpinan Tahta Suci Vatikan, pemimpin negara dan pemimpin umat. Dengan kesederhananya beliau tunjukkan, bagaimana beliau memilih kendaraan pun dengan cara yang sangat sederhana, dan ini patut untuk dicontoh," ujar Yaqut.

Dikatakan Yaqut, bahwa kunjungan ini harus dimaknai sebagai keinginan untuk membangun perdamaian. Ia pun mengajak masyarakat Indonesia untuk dapat menunjukkan persatuan dan kesatuan, sikap saling memahami, dan saling pengertian.

"Kami berharap beliau menyaksikan bagaimana keberagaman di Indonesia itu bisa terpelihara dengan baik," ungkap Yaqut.

Lebih lanjut, dia berbicara pesan dari Paus Fransiskus tentang pentingnya menjaga dialog antariman. Karena dialog antariman itu menjadi kunci bagi toleransi dan perdamaian dunia.

"Acara di Istiqlal nanti juga penting, karena setelah pertemuan dengan presiden, beliau akan melanjutkan di Istiqlal, ada acara Interfaith Dialogue. Saya kira ini manifestasi dari apa yang tadi beliau ucapkan, bahwa dialog itu menjadi kunci utama bagi sukses perdamaian, bukan hanya dunia, tapi antarumat manusia," jelas dia.

Kunjungan Apostolik Paus Fransiskus ke Indonesia ini, kata Gus Men-sapaan Yaqut--merupakan sebuah kebanggaan. Sebelumnya, Paus Paulus ke-6 juga telah mengunjungi Indonesia pada 1970, dan Paus Johannes Paulus ke-2 pada 1989.

"Yang paling penting menurut saya dari semua proses ini adalah mempererat hubungan antara Indonesia dan Vatikan," tukasnya.sinpo

Editor: Harits Tryan Akhmad
Komentar: