Kenali Penyebab Muntah Pada Anak

Oleh: Sri Utami Setia Ningrum
Senin, 14 Oktober 2024 | 05:00 WIB
(Ilustrasi/Freepik)
(Ilustrasi/Freepik)

BeritaNasional.com -  Si kecil sedang nyenyak tidur mendadak gelisah dan muntah? Yuk kenali penyebabnya. Muntah adalah keluarnya isi perut si Kecil secara paksa sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman. 

1. Alergi Makanan

Alergi makanan adalah jenis alergi yang paling mungkin menyebabkan anak muntah-muntah.

Muntah terjadi ketika sistem kekebalan anak bereaksi berlebihan dengan menganggap makanan sebagai bahaya yang perlu dikeluarkan dari tubuh.

Jenis makanan pemicu alergi yang paling sering menyebabkan anak muntah-muntah adalah susu sapi, kedelai, nasi, dan oat (gandum). 

2. Gastroenteritis

Jika anak muntah dan mencret, penyebabnya bisa jadi infeksi pencernaan seperti gastroenteritis atau muntaber. 

Muntaber yang paling sering disebabkan oleh Rotavirus dan Norovirus. Muntah akibat muntaber biasanya berlangsung kurang dari 24 jam dan cepat membaik dalam beberapa hari. 

Selain virus, penyebab anak muntah dan mencret juga termasuk infeksi bakteri Salmonella thyphi yang memicu penyakit tipes.

3. Keracunan Makanan 

Anak muntah bisa disebabkan keracunan makanan yang terkontaminasi bakteri atau virus akibat proses pengolahan yang tidak higienis, tidak dimasak hingga matang, atau tidak disimpan dengan benar.

Gejala keracunan makanan yang paling umum termasuk anak muntah dan demam, sakit perut atau kram, dan diare. Jika infeksinya parah, anak bisa mengalami diare berdarah lebih dari 3 hari dan demam tinggi (>38,9°C).

4. Radang Usus Buntu

Pada beberapa kasus, radang usus buntu atau apendisitis bisa menjadi penyebab  anak muntah dan demam.

Radang usus buntu dapat membuat anak sakit perut parah di area pusar yang bergerak ke perut bagian kanan bawah sehingga terasa tidak nyaman saat berdiri, duduk, atau berjalan. 

Radang usus buntu adalah kondisi medis yang darurat. Jadi bila si Kecil memiliki usus buntu, jangan ragu untuk membawanya ke rumah sakit sesegera mungkin. 

5. Infeksi lain.

Anak muntah juga bisa menjadi tanda adanya infeksi penyakit lain pada tubuh si Kecil, lho, Bu. Misalnya, infeksi saluran kemih (ISK) hingga meningitis. 

Jika penyebab muntah pada anak disebabkan oleh infeksi, biasanya akan disertai dengan gejala lain, seperti demam, lesu, mual, diare, atau pusing. 

6.Masuk Angin. 

Masuk angin adalah istilah orang Indonesia untuk menggambarkan kondisi tidak enak badan atau gejala “mau sakit”. Masuk angin juga sering dianggap penyebab anak muntah-muntah. 

Namun, masuk angin bukanlah penyakit. Kondisi ini biasanya merupakan gejala dari kondisi lain yang mendasarinya, seperti refluks asam lambung.

7. Refluks Asam Lambung 

Jika anak muntah di malam hari, penyebabnya sering kali berhubungan dengan masalah pencernaan, seperti refluks asam atau maag. 

Gejala refluks cenderung memburuk di malam hari saat anak berbaring tidur, karena konsentrasi asam di lambung lebih tinggi pada malam hari dan gravitasi tidak bisa membantu menahan asam tetap di dasar lambung. 

Selain itu, anak tidak menelan saat tidur. Saat menelan, anak membawa air liur yang mengandung bikarbonat untuk menetralkan asam di kerongkongan.

8. Muntah Siklik

Sindrom muntah siklik adalah salah satu penyebab anak muntah di malam hari secara berulang. Muntah siklik adalah muntah yang terjadi beberapa kali dalam satu jam selama beberapa jam atau beberapa hari. 

Pemicu episode muntah siklik pada anak mungkin termasuk stres emosional, infeksi (seperti pilek, flu, atau sinusitis kronis), dan kecapekan parah.

9. Grogi 

Penyebab anak muntah di malam hari juga bisa dipicu oleh rasa kegembiraan yang intens dan membuncah menjelang acara yang ditunggu-tunggu, seperti ulang tahun, hari raya, dan liburan atau rasa grogi “demam panggung” jelang acara sekolah yang penting.

10. Meningitis 

Meningitis adalah peradangan pada membran pelindung yang membungkus otak dan susum tulang belakang akibat infeksi virus, bakteri, jamur, maupun parasit. 

Gejalanya meliputi demam, sakit kepala parah, leher kaku, mual dan muntah, hingga sensitivitas cahaya (silau melihat cahaya terang). 

Sistem kekebalan tubuh yang belum sempurna adalah faktor risiko utama kenapa anak-anak rentan terhadap meningitis bakteri. Diperkirakan lebih dari 75% kasus meningitis bakteri dialami anak berusia di bawah lima tahun.

Pertolongan Pertama Jika Anak Muntah

Muntah adalah gejala dari suatu penyakit. Jadi bila anak muntah, segera ke dokter untuk cari tahu penyebab dan penanganannya. Sementara itu, ikuti langkah-langkah pertolongan pertama di bawah ini untuk mengatasi muntah pada anak: 

1. Posisikan Badan Miring

Setelah anak muntah, jangan langsung memberinya minum atau makanan karena ditakutkan akan memicu muntah lagi.

Pertolongan pertama terbaik yang bisa Ibu lakukan segera setelah anak muntah adalah membaringkannya menyamping miring kiri untuk mencegah cairan lambung naik kembali ke kerongkongan.

Berbaring di posisi miring juga menghindari risiko anak tersedak muntahannya sendiri. 

2. Berikan Air Putih

Minum air bantu menggantikan cairan yang hilang setelah anak muntah-muntah. Tapi, sebaiknya berikan anak minum sekitar 30-60 menit setelah muntah untuk mengistirahatkan perutnya dulu.

Berikan minum air putih sedikit-sedikit, jangan paksa anak langsung menenggak minum sekali sampai habis. Cobalah berikan 1-2 sdm (15 to 30 mL) air setiap 20 menit sekali dalam beberapa jam.

Jangan membangunkannya untuk minum bila si Kecil sedang tidur.

3. Beri Oralit

Jika anak muntah banyak dan terus-terusan dalam waktu lama, berikan cairan oralit untuk membantu menggantikan elektrolit dan cairan tubuh yang hilang.

Batasi pemberian oralit pada anak, tidak boleh diberikan terus-terusan selama lebih dari 6 jam. Jadi, Ibu bisa selingi pemberian oralit dengan air putih atau cairan lain seperti sup kaldu, teh tawar hangat, atau air jahe hangat.

Tapi, jangan berikan susu karena aroma gurih susu dan rasanya yang kental bisa membuat anak mual. 

4. Beri Cemilan yang Tawar

Jika anak sudah mulai bisa makan dan merasa lapar, jangan langsung menawarkannya sepiring nasi dengan lauk pauk seperti biasa. 

Menurut dokter anak Matthew Goldman, MD, wajar jika anak tidak nafsu makan setelah muntah. Jadi, jangan paksakan si Kecil makan apa pun dulu setelah ia muntah. 

Berikanlah sedikit camilan dari makanan yang rasanya tawar, seperti nasi putih biasa, kentang rebus, biskuit cracker tawar, atau roti tawar putih panggang.

Hindari memberikan si Kecil makanan berminyak, berlemak, atau pedas selama beberapa hari sampai ia bisa pulih sepenuhnya.

5. Sajikan Makanan Dingin

Mencium aroma makanan yang panas atau hangat bisa menjadi penyebab anak muntah lagi. Oleh karena itu, Ibu dapat coba sajikan makanan dingin pada anak setelah ia muntah.

Misalnya, berikan es batu untuk dikulum jika si Kecil menolak minum air putih dari gelas. Pilih es batu yang kecil agar tidak membuat anak tersedak.

Ibu juga bisa membekukan oralit sebagai es loli untuk anak isap, jika ia tidak suka minum oralit.

6. Hindari Bermain Setelah Muntah

Jika si Kecil sudah terlihat agak membaik setelah muntah, Ibu tetap disarankan mengurangi waktu bermainnya untuk sementara. 

Sebab, melakukan aktivitas fisik yang berlebihan dapat meningkatkan risiko anak muntah kembali karena pencernaannya masih sensitif. 

7. Ajak Anak Tidur

Cara mengatasi muntah pada anak selanjutnya adalah mengajak anak untuk tidur. 

Ibu dapat mengusahakan suasana kamar senyaman mungkin agar si Kecil dapat tidur selama beberapa jam.

Jangan berikan makanan atau minuman apa pun tepat sebelum ia tidur agar si Kecil bisa terbangun dalam keadaan perut kosong, sehingga ia tidak merasa ingin muntah lagi.  

8. Kumur Air Putih

Jika anak merasa mulutnya tidak nyaman setelah muntah, coba tawarkan berkumur dengan air putih.

Jangan menggosok gigi, karena ini dapat menjadi penyebab anak muntah lagi karena rasa mualnya muncul kembali. 

Kapan Anak Muntah-Muntah Perlu Diwaspadai?

Pada umumnya, muntah bukan kondisi yang membahayakan. Akan tetapi, Ibu perlu segera ke dokter apabila anak muntah-muntah disertai gejala sebagai berikut:

Demam tinggi.

Muntah berdarah.

Muntah berwarna kehijauan atau kecokelatan (dengan lendir).

Muntah beberapa kali dalam kurun waktu 1 jam.

Sakit perut.

Adanya keluhan ruam dan sakit kepala.

Tampak lesu, pucat, mata anak cekung.

Ada tanda-tanda dehidrasi, seperti mulut kering, bibir pecah-pecah, sering mengantuk, menangis tidak mengeluarkan air mata, hingga anak jarang pipis.

Anak tidak mau makan dan minum, memuntahkan lagi apa yang ia konsumsi.

Kondisi anak tidak kunjung membaik.

Apabila si Kecil masih muntah-muntah dan Ibu tidak yakin apa penyebab anak muntah, sebaiknya segera bawa si Kecil ke dokter. Dokter dapat memberikan obat dan penanganan yang sesuai dengan kondisi si Kecil. sinpo

Editor: Sri Utami Setia Ningrum
Komentar: