Profil Budi Gunawan: Jenjang Pendidikan Tinggi hingga Karier Mentereng di Kepolisian

Oleh: Tim Redaksi
Jumat, 18 Oktober 2024 | 17:00 WIB
Mantan Kepala BIN Budi Gunawan. (Foto/tangkapan layar YouTube Setpres)
Mantan Kepala BIN Budi Gunawan. (Foto/tangkapan layar YouTube Setpres)

BeritaNasional.com - Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan digadang-gadang menjabat menteri koordinator (Menko) di kabinet pemerintahan Prabowo Subianto.

Sosoknya pun terlihat dalam pembekalan calon menteri yang digelar di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, pada Rabu (16/10/2024). Menarik untuk diulas siapa sebenarnya sosok calon menteri Prabowo Subianto ini.

Profil Budi Gunawan

Budi Gunawan merupakan seorang jenderal polisi purnawirawan (purn) yang lahir pada 11 Desember 1959 di Surakarta, Jawa Tengah. 

Dia lulusan SMA 3 Teladan, Jakarta. Setelah tamat di bangku SMA pada 1979, Budi melanjutkan pendidikannya ke Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri) bagian kepolisian di Semarang, Jawa Tengah.

Ia lulus dari Akabri yang kini berganti nama menjadi Akademi Kepolisian (Akpol) pada 1983 dengan predikat lulusan terbaik.

Dua tahun setelahnya, ia mengikuti pendidikan pengembangan di Sekolah Staf dan Pimpinan Polri, Sekolah Staf dan Perwira Tinggi Polri (Sespati), dan Lembaga Ketahanan Nasional. 

Di luar pendidikan di internal institusi, Budi juga melanjutkan studi ke program magister Universitas Satya Gama dan Universitas Trisakti.

Perjalanan Karir

Perjalanan karier Budi Gunawan dimulai Ketika ia lulus dari Akademi Kepolisian pada 1983.

Ia dikenal berprestasi baik dalam Pendidikan pengembangan polri maupun Pendidikan umum. 

Ia berhasil menjadi lulusan terbaik di Sekolah Staf dan Pimpinan Polri (Sespimpol) pada 1988 dan Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) pada 2005. 

Program Prestisius ini turut mengasah kemampuannya dalam bidang penegakan hukum dan keamanan nasional.

Selain itu, ia berhasil meraih predikat Summa Cum Laude dalam program doktor ilmu hukum di Universitas Trisakti. 

Komitmen terhadap pendidikan dan keunggulan akademik ini menjadi landasan karier dan metode pendekatan yang digunakan Budi Gunawan dalam setiap kebijakan yang dibuatnya.

Sebagai seorang perwira Polri, Budi Gunawan memegang berbagai posisi penting, di antaranya  SSDM, Kaselapa Lemdiklat, Kapolda Jambi, Kadiv Binkum, Kadiv Propam, Kapolda Bali, dan Kalemdiklat. Sebagai pengakuan atas kontribusinya, ia diangkat menjadi Wakapolri.

Kepemimpinan dan keahlian Budi Gunawan di kepolisian tidak luput dari perhatian. Ia dinobatkan sebagai jenderal termuda dan berprestasi di Polri. Pada masa pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri, ia menjabat sebagai Ajudan Wakil Presiden (1999-2000) dan Presiden Republik Indonesia (2000-2004).

Pada 2015, Presiden Joko Widodo mencalonkan Budi Gunawan sebagai calon tunggal Kapolri. 

Namun, pencalonannya mendapat tantangan hukum yang signifikan. Dia menghadapi tuduhan kepemilikan 'rekening gendut' dan dijadikan tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). 

Meski demikian, ia terbukti tidak bersalah dan memenangkan sidang praperadilan.

Di bawah kepemimpinan Budi Gunawan, BIN mengalami modernisasi dan transformasi yang signifikan.

Ia membentuk divisi baru untuk mengatasi ancaman yang muncul, seperti Deputi Bidang Intelijen Siber dan Deputi Bidang Intelijen Pengamanan Aparatur. 

Selain itu, menyadari meningkatnya ancaman virus dan senjata bio-kimia, Budi Gunawan membentuk divisi Intelijen Medis, "Wangsa Avatara". 

Divisi khusus ini berfokus pada pemantauan, pendeteksian, dan respons terhadap ancaman biologis, menunjukkan pendekatan proaktif Budi Gunawan untuk mengatasi tantangan keamanan yang kompleks.

Divisi-divisi ini telah memainkan peran penting dalam memperkuat kemampuan intelijen Indonesia dalam menghadapi tantangan global yang berkembang pesat. Budi Gunawan juga melakukan investasi besar dalam pendidikan dan pelatihan bagi para profesional intelijen. 

Ia mengembangkan Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN) menjadi Smart Campus dan Pusat Pendidikan dan Pelatihan BIN menjadi institusi kelas dunia dengan fasilitas canggih dan staf pengajar yang profesional. 

Pada 2018, sebagai pengakuan atas kontribusinya di bidang intelijen, ia diangkat sebagai Guru Besar (Profesor) di STIN.

Akhirnya, pada 9 September 2016, Presiden Joko Widodo menunjuk Budi Gunawan sebagai Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), menjadikannya perwira polisi kedua yang menduduki jabatan tersebut setelah Jenderal Polisi Sutanto.

Perjalanan karier Budi Gunawan dari seorang lulusan Akpol hingga menjadi Kepala BIN adalah bukti komitmennya terhadap negara dan kemampuannya dalam mengelola keamanan serta intelijen nasional. 

Dengan pengalaman luas di berbagai bidang kepolisian dan intelijen, ia telah meninggalkan jejak signifikan dalam bidang keamanan Indonesia. 

Meskipun menghadapi berbagai tantangan dan kontroversi, Budi Gunawan tetap dikenal sebagai sosok yang tangguh dan berpengaruh dalam dunia kepolisian dan intelijen Indonesia.

(Nailil Hikmah/Magang)sinpo

Editor: Tarmizi Hamdi
Komentar: