Hasil Survei LSI: Pengamat Ungkap 5 Faktor Elektabilitas Pramono-Rano Menguat

Oleh: Ahda Bayhaqi
Kamis, 24 Oktober 2024 | 12:13 WIB
Paslon nomor urut 3 Pramono Anung-Rano Karno saat debat pertama. (BeritaNasional/Elvis Sendouw))
Paslon nomor urut 3 Pramono Anung-Rano Karno saat debat pertama. (BeritaNasional/Elvis Sendouw))

BeritaNasional.com - Program Manager SMRC Saidiman Ahmad mengungkap ada lima faktor elektabilitas pasangan calon gubernur Jakarta nomor urut 3 Pramono Anung dan Rano Karno meningkat. 

Pertama, penerimaan terhadap Cawagub Rano Karno yang sangat besar dari publik. Saidiman melihat hal itu dalam hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI).

"Survei ini menunjukkan 96,2 persen warga Jakarta sudah mengenal Rano. Pengenalan ini bahkan melampaui Ridwan Kamil yang dikenal 94,7 persen warga. Selain dikenal luas, Rano Karno juga memiliki tingkat penerimaan publik paling besar, 86,8 persen, jauh di atas Ridwan Kamil yang memiliki tingkat likeability 73 persen," kata Saidiman dalam keterangannya pada Kamis (24/10/2024).

Ia menduga persepsi publik terhadap Rano sangat mewakili warga Jakarta. Karena ini, Rano membawa berkah elektabilitas yang besar.

"Rano Karno membawa elektabilitas yang cukup besar pada pasangan nomor urut 3. Mungkin karena Rano lebih dipersepsi sebagai tokoh yang paling mewakili Jakarta, khususnya etnis Betawi yang merupakan salah satu suku terbesar di Jakarta selain Jawa," kata Saidiman.

Bukan hanya Rano, Pramono sendiri punya kekuatan yang besar meningkatkan elektabilitas. Alasannya, tingkat kesukaan terhadap Pramono semakin meningkat. Berbeda dengan Ridwan Kamil yang sudah stagnan.

"Ke depan, popularitas atau kedikenalan Pramono masih mungkin bertambah, berbeda dengan Ridwan Kamil yang sudah mentok karena hampir semua warga Jakarta sudah kenal. Pada kondisi kedikenalan yang sama, besar potensi dukungan publik pada Pramono akan semakin menguat," kata Saidiman.

Kemudian, debat Pilkada Jakarta pertama juga mendorong elektabilitas Pramono Anung dan Rano Karno.

Berdasarkan survei LSI, 46,3 persen responden menyatakan Pramono-Rano tampil paling baik.

"Yang terpenting adalah survei ini menemukan bahwa ada hubungan linier antara yang menyatakan calon tertentu unggul dalam debat dengan pilihan politiknya. Dari yang menyatakan Pramono-Rano unggul atau tampil baik, 81,3 persen menjatuhkan pilihan padanya," jelas Saidiman.

Faktor berikutnya adalah tagline. Tagline RK-Suswono Jakarta Baru, Jakarta Maju tidak memiliki efek elektoral positif. Berbeda dengan tagline yang dibawa oleh Pramono-Rano.

Bahkan, tagline RK-Suswono bisa berdampak buruk karena menjadi antitesa kepada mantan gubernur Jakarta Anies Baswedan.

"Alasannya jelas, karena warga Jakarta puas dengan kinerja gubernur sebelumnya, Anies Baswedan. Kalau kinerja Anies diapresiasi, apanya yang mau dibaru-barukan? Gitu kira-kira alam pikiran warga Jakarta," kata Saidiman.

Faktor terakhir yang cukup penting adalah Anies Baswedan. Peran mantan gubernur Jakarta itu bisa memengaruhi pilihan publik.

Meski Anies belum menyatakan sikap politik, publik sudah melihat petunjuk potensi dukungan Anies di Pilgub Jakarta.

"Sesaat setelah pengumuman calon dari PDI Perjuangan, Anies bertemu dengan Pramono dan Rano di pinggir jalan disaksikan banyak orang. Pertemuan itu menjadi tonggak penting dalam pergeseran dukungan sejumlah tokoh penting di sekitar Anies. Beberapa kelompok relawan yang selama ini dikenal luas sebagai loyalis Anies mulai muncul memberi dukungan kepada Pramono-Rano, misalnya yang dilakukan Geisz Chalifah," tandasnya.sinpo

Editor: Tarmizi Hamdi
Komentar: