Pikiran Stres Dapat Picu Asam Lambung: Waspadai Dampaknya!

Oleh: Tim Redaksi
Kamis, 07 November 2024 | 13:00 WIB
Ilustrasi asam lambung. (Foto/Freepik)
Ilustrasi asam lambung. (Foto/Freepik)

BeritaNasional.com - Stres adalah kondisi yang sering dialami oleh banyak orang di berbagai usia dan kalangan. Masalah pekerjaan, hubungan, hingga kehidupan pribadi dapat memicu kecemasan dan ketegangan emosional. 

Namun, tahukah Anda bahwa stres tidak hanya berdampak pada kesehatan mental, tetapi juga dapat memengaruhi kondisi fisik, terutama kesehatan pencernaan? 

Salah satu dampak yang dapat timbul adalah gangguan asam lambung, yang bisa sangat mengganggu kenyamanan dan kualitas hidup Anda.

Bagaimana Stres Memengaruhi Asam Lambung?

Tubuh manusia memiliki respons alami terhadap stres, yang dikenal sebagai "fight or flight" response. Saat Anda menghadapi stres, tubuh akan melepaskan sejumlah hormon, terutama kortisol dan adrenalin. 

Hormon-hormon ini bertujuan untuk mempersiapkan tubuh menghadapi ancaman. Namun, peningkatan hormon kortisol akibat stres jangka panjang dapat mempengaruhi berbagai sistem tubuh, salah satunya sistem pencernaan.

Peningkatan produksi kortisol dapat merangsang peningkatan produksi asam lambung. Ketika asam lambung berlebihan, cairan asam tersebut bisa naik ke esofagus (kerongkongan) yang dapat menyebabkan rasa terbakar di dada atau yang dikenal dengan istilah heartburn. 

Pada beberapa orang, kondisi ini dapat berkembang menjadi refluks gastroesofageal (GERD), yaitu kondisi kronis yang menyebabkan kerusakan pada lapisan esofagus karena paparan asam lambung yang berulang.

Stres dan Pola Makan yang Tidak Sehat

Selain meningkatkan produksi asam lambung secara langsung, stres juga memengaruhi pola makan seseorang. Ketika merasa tertekan, banyak orang cenderung makan dengan porsi lebih besar, memilih makanan yang kurang sehat, atau makan terlalu cepat. 

Beberapa pola makan yang sering muncul saat stres dapat memperburuk gangguan asam lambung, antara lain:

- Makanan pedas dan berlemak

Makanan yang pedas dan berlemak dapat memperburuk produksi asam lambung dan memperlambat proses pencernaan, yang mengarah pada refluks asam.

- Konsumsi kafein, alkohol, dan rokok

Semua ini merupakan faktor pemicu utama naiknya asam lambung, yang sering kali terjadi saat seseorang sedang stres.

- Makan berlebihan

Ketika makan dalam jumlah berlebihan, perut menjadi penuh dan meningkatkan tekanan pada sfingter esofagus bagian bawah (LES), yang berfungsi menahan asam lambung tetap berada di lambung. Jika LES melemah, asam bisa naik ke kerongkongan.

Gejala Asam Lambung yang Dipicu Stres

Stres dapat menyebabkan atau memperburuk beberapa gejala asam lambung, yang mungkin terasa sangat mengganggu. Beberapa gejala yang paling umum meliputi:

1. Heartburn: Rasa terbakar yang tajam di dada akibat asam lambung naik ke kerongkongan.

2. Kembung: Perasaan penuh dan tidak nyaman di perut yang disebabkan oleh peningkatan produksi gas.

3. Mual dan muntah: Sensasi mual yang sering diikuti dengan muntah, terutama setelah makan atau di pagi hari.

4. Sakit tenggorokan dan suara serak: Asam yang naik ke tenggorokan dapat menyebabkan iritasi dan peradangan.

5. Kesulitan menelan: Terkadang, asam lambung yang mengiritasi esofagus dapat menyebabkan kesulitan menelan makanan atau cairan.

Mengelola Stres untuk Menjaga Kesehatan Pencernaan

Untuk mencegah atau mengurangi dampak stres terhadap kesehatan pencernaan, ada beberapa langkah yang dapat Anda lakukan:

1. Latihan Relaksasi dan Meditasi

Melakukan latihan pernapasan dalam, meditasi, atau yoga dapat membantu menenangkan sistem saraf dan mengurangi tingkat stres. Relaksasi membantu menurunkan kadar hormon stres, sehingga dapat mengurangi produksi asam lambung yang berlebihan.

2. Olahraga Teratur

Olahraga ringan seperti berjalan kaki, bersepeda, atau berenang dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan pencernaan. Olahraga juga meningkatkan sirkulasi darah yang baik untuk tubuh secara keseluruhan, termasuk sistem pencernaan.

3. Mengatur Pola Makan

Penting untuk menghindari makanan yang memicu asam lambung saat sedang stres, seperti makanan pedas, berlemak, kafein, dan alkohol. Cobalah makan dalam porsi kecil namun lebih sering sepanjang hari dan pastikan untuk mengunyah makanan dengan baik agar proses pencernaan berjalan lancar.

4. Tidur yang Cukup  

Kualitas tidur yang buruk juga bisa memperburuk stres dan masalah pencernaan. Pastikan Anda mendapatkan tidur yang cukup setiap malam, yaitu sekitar 7-8 jam untuk membantu tubuh pulih dan mengurangi ketegangan.

5. Jaga Kesehatan Mental 

Jangan ragu untuk mencari dukungan jika merasa stres berlarut-larut. Terapis atau konselor dapat membantu Anda mengatasi masalah mental dan emosional yang mungkin memicu stres. Berbicara dengan teman atau keluarga juga bisa menjadi cara yang baik untuk meredakan kecemasan.

Kapan Harus Berkonsultasi dengan Dokter?

Jika Anda mengalami gejala asam lambung yang terus-menerus meskipun sudah mencoba mengelola stres, sebaiknya konsultasikan kondisi ini dengan dokter. Gejala yang parah atau berlangsung lama bisa menunjukkan kondisi seperti GERD atau tukak lambung, yang memerlukan pengobatan lebih lanjut. Dokter mungkin akan meresepkan obat untuk mengurangi produksi asam lambung dan memberikan saran terkait perubahan gaya hidup yang perlu diterapkan.

Pikiran yang stres memang bisa berperan besar dalam memicu gangguan asam lambung. Hormon stres seperti kortisol dapat meningkatkan produksi asam lambung yang berlebihan, menyebabkan gejala seperti heartburn, kembung, dan mual. Selain itu, stres sering kali memengaruhi pola makan dan kebiasaan hidup seseorang, yang turut memperburuk kondisi pencernaan. 

Oleh karena itu, mengelola stres dengan baik dan menjaga pola makan serta gaya hidup yang sehat sangat penting untuk mencegah atau mengurangi dampaknya terhadap kesehatan tubuh, khususnya sistem pencernaan.

(Nailil Hikmah/Magang)sinpo

Editor: Tarmizi Hamdi
Komentar: