Trump Ancam Hamas Segera Bebaskan Warga Israel yang Disandera

Oleh: Dyah Ratna Meta Novia
Selasa, 03 Desember 2024 | 16:30 WIB
Trump minta Hamas segera bebaskan sander (Foto/X Donald Trump)
Trump minta Hamas segera bebaskan sander (Foto/X Donald Trump)

BeritaNasional.com - Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump memperingatkan, tentang konsekuensi yang parah di Timur Tengah jika para sandera yang ditawan Hamas tidak dibebaskan sebelum pelantikannya, yang tinggal beberapa minggu.

Trump akan dilantik sebagai Presiden AS pada 20 Januari 2025.

"Semua orang membicarakan para sandera yang ditawan. Ini bertentangan dengan keinginan seluruh dunia di Timur Tengah," kata Trump.

"Tapi itu semua hanya omong kosong, dan tidak ada tindakan!" katanya di platform media sosialnya, Truth Social.

"Kalau para sandera tidak dibebaskan sebelum 20 Januari 2025, tanggal saya dengan bangga memangku jabatan sebagai Presiden Amerika Serikat, akan ada konsekuensi besar di Timur Tengah, dan bagi mereka pelaku kekejaman terhadap kemanusiaan ini," ujarnya.

"Mereka yang bertanggung jawab akan menerima hukuman lebih berat daripada siapa pun yang pernah menerima hukuman dalam sejarah Amerika Serikat yang panjang. Maka bebaskan para sandera sekarang!" kata Trump dkutip dari Antara.

Israel memperkirakan saat ini masih ada 101 warga Israel yang ditahan di Gaza. Angka tersebut tercatat hampir 14 bulan setelah Israel melancarkan perang hingga menewaskan lebih dari 44.000 orang serta melukai 105.000 lainnya, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan membuat Jalur Gaza luluh lantak.

Kalangan aktivis di Israel telah mendesak Benjamin Netanyahu untuk menyetujui kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran sandera dan tahanan. Namun Netanyahu malah dengan sengaja menghalangi kemungkinan kesepakatan apa pun dengan Hamas. Netanyahu tak peduli dengan nasib rakyatnya sendiri.

Banyak kalangan menuduh bahwa Netanyahu ingin memperpanjang perang demi kelangsungan politiknya dengan mengutamakan kepentingannya sendiri di atas kepentingan Israel.sinpo

Editor: Dyah Ratna Meta Novia
Komentar: