Mengenal Kista: Gejala, Penyebab, dan Pilihan Pengobatan yang Efektif

Oleh: Tim Redaksi
Selasa, 10 Desember 2024 | 03:57 WIB
Ilustrasi tenaga kesehatan. (Foto/Freepik)
Ilustrasi tenaga kesehatan. (Foto/Freepik)

BeritaNasional.com -  Kista adalah kondisi medis yang dapat terjadi pada siapa saja, baik pria maupun wanita. Secara sederhana, kista adalah benjolan berisi cairan, udara, atau bahan setengah padat yang tumbuh di dalam tubuh.

Meskipun banyak kista bersifat jinak dan tidak berbahaya, beberapa jenis kista bisa berkembang menjadi masalah serius jika tidak ditangani dengan baik.

Oleh karena itu, penting untuk mengenali gejala, penyebab, dan pilihan pengobatan kista secara tepat.

Apa Itu Kista?

Kista adalah kantung yang terbentuk dari jaringan tubuh dan biasanya mengandung cairan atau substansi lainnya. Kista bisa berkembang di berbagai bagian tubuh, seperti ovarium, kulit, ginjal, hati, atau otak.

Meskipun sebagian besar kista tidak berbahaya dan sering kali tidak menimbulkan gejala, beberapa jenis kista dapat menyebabkan rasa sakit atau komplikasi serius jika tidak segera diatasi.

Jenis-Jenis Kista yang Umum

Beberapa jenis kista yang paling sering dijumpai antara lain:

1. Kista Ovarium

Kista ini terbentuk di ovarium (indung telur) dan sering kali tidak menunjukkan gejala. Namun, jika kista tersebut pecah atau membesar, dapat menyebabkan rasa sakit yang signifikan pada perut bagian bawah.

2. Kista Sebaceous (Kista Kulit)

Kista ini terbentuk di bawah kulit dan biasanya berisi minyak dan sel-sel kulit mati. Kista sebaceous sering ditemukan di wajah, leher, atau punggung.

3. Kista Ginjal

Kista ini terbentuk di ginjal dan umumnya tidak berbahaya. Namun, jika kista berkembang menjadi cukup besar, ia dapat mempengaruhi fungsi ginjal.

4. Kista Payudara

Kista payudara adalah benjolan yang terbentuk di payudara. Biasanya jinak, namun dapat menyebabkan perubahan pada ukuran dan tekstur payudara, serta rasa nyeri saat disentuh.

5. Kista Arachnoid

Kista ini terbentuk di otak, di antara lapisan pelindung otak. Tergantung pada ukuran dan lokasi kista, gejalanya bisa mencakup sakit kepala atau kejang.

Gejala Kista yang Perlu Diperhatikan

Sebagian besar kista tidak menimbulkan gejala dan ditemukan secara kebetulan saat pemeriksaan medis. Namun, beberapa kista dapat menyebabkan gejala seperti:

1. Rasa Sakit atau Nyeri: Kista yang membesar atau pecah dapat menyebabkan rasa sakit, terutama jika menekan organ di sekitarnya.

2. Pembengkakan atau Benjolan: Kista bisa terasa seperti benjolan di bawah kulit atau di dalam tubuh.

3. Gangguan Menstruasi: Kista ovarium pada wanita dapat menyebabkan menstruasi tidak teratur atau nyeri haid yang hebat.

4. Perubahan pada Payudara: Kista payudara dapat menyebabkan perubahan pada ukuran atau tekstur payudara yang terasa nyeri saat disentuh.

5. Kesulitan Buang Air Kecil atau Darah dalam Urin: Kista ginjal atau pada saluran kemih dapat mengganggu proses buang air kecil, bahkan menyebabkan darah dalam urin.

Penyebab Kista

Penyebab pembentukan kista masih belum sepenuhnya dipahami, namun ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kista:

1. Ketidakseimbangan Hormon

Pada wanita, ketidakseimbangan hormon bisa menyebabkan pembentukan kista, terutama kista ovarium yang terjadi selama siklus menstruasi.

2. Infeksi

Beberapa jenis kista, seperti kista sebaceous, dapat terbentuk akibat infeksi atau peradangan di area tubuh tertentu.

3. Faktor Genetik

Beberapa jenis kista dapat dipengaruhi oleh faktor keturunan, seperti kista ginjal atau kista payudara.

4. Cedera atau Trauma

Meskipun jarang terjadi, cedera pada tubuh dapat memicu terbentuknya kista di area yang cedera.

5. Penyakit Tertentu

Beberapa kondisi medis, seperti sindrom ovarium polikistik (PCOS) atau endometriosis, dapat meningkatkan risiko terbentuknya kista.

Diagnosis Kista

Untuk mendiagnosis kista, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan, antara lain:

1  USG (Ultrasonografi): Digunakan untuk mendeteksi kista ovarium, ginjal, atau payudara, serta untuk menghasilkan gambar organ tubuh dengan menggunakan gelombang suara.

2. CT Scan atau MRI: Digunakan untuk memeriksa kista yang terbentuk di otak atau organ tubuh lainnya.

3. Biopsi: Jika diperlukan, dokter mungkin akan mengambil sampel jaringan dari kista untuk diuji lebih lanjut guna memastikan apakah kista bersifat jinak atau ganas.

Pengobatan Kista

Sebagian besar kista tidak memerlukan pengobatan khusus dan bisa hilang dengan sendirinya. Namun, jika kista menyebabkan gejala atau berkembang menjadi masalah medis, beberapa pilihan pengobatan yang bisa dilakukan meliputi:

1. Pemantauan

Jika kista kecil dan tidak menimbulkan gejala, dokter akan merekomendasikan pemantauan secara berkala untuk memastikan kista tidak membesar atau berkembang.

2. Obat-obatan

Kista yang disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon, seperti kista ovarium, mungkin memerlukan pengobatan hormonal, seperti pil KB, untuk mengatur keseimbangan hormon.

3. Pembedahan

Untuk kista yang besar, menyakitkan, atau berpotensi menyebabkan komplikasi, dokter mungkin akan merekomendasikan pembedahan untuk mengangkat kista. Pembedahan ini bisa dilakukan secara konvensional atau dengan prosedur laparoskopi.

4. Drainase

Kista yang berisi cairan bisa memerlukan prosedur drainase untuk mengeluarkan isi kista dan mengurangi gejalanya.

 

Novita Dwiyanti/Magangsinpo

Editor: Imantoko Kurniadi
Komentar: