UNICEF Minta Negara-negara Prioritaskan Keselamatan Anak-anak Migran

Oleh: Dyah Ratna Meta Novia
Sabtu, 04 Januari 2025 | 06:30 WIB
Ilustrasi anak-anak migran (Foto/Pixabay)
Ilustrasi anak-anak migran (Foto/Pixabay)

BeritaNasional.com - Dana Anak-Anak PBB (UNICEF) mendesak negara-negara agar memprioritaskan keselamatan anak-anak migran setelah orang tua mereka hilang dalam kecelakaan kapal.

Menurut pelacak migran yang hilang dari Organisasi Migrasi Internasional (IOM), 2.275 orang hilang di Laut Tengah pada tahun 2024, membuat jumlah orang yang hilang sejak 2014 menjadi 31.180.

Sebanyak 24.466 diyakini telah tewas di jalur berbahaya di bagian tengah laut tersebut, yang kerap digunakan oleh para penyelundup dari Libya dan Tunisia untuk mengangkut orang-orang yang nekad ke Italia.

UNICEF mendesak pemerintah negara-negara untuk memprioritaskan keselamatan anak-anak migran setelah kecelakaan kapal terbaru di Laut Tengah menyebabkan sekitar 20 orang hilang. Ini menambah lagi jumlah tahunan yang mengerikan.

Di antara tujuh penyintas kecelakaan kapal pada Malam Tahun Baru di lepas pantai pulau Lampedusa adalah seorang bocah perempuan berusia 8 tahun yang ibunya termasuk di antara mereka yang hilang. Hal ini diungkap UNICEF.

Menurut badan itu, bulan lalu, seorang bocah perempuan berusia 11 tahun yang ditemukan mengambang di lepas pantai Lampedusa diyakini sebagai satu-satunya penyintas dari perahu migran yang meninggalkan Sfax, Tunisia, dengan sekitar 45 orang di dalamnya.

UNICEF meminta pemerintah negara-negara agar melakukan kewajiban mereka berdasarkan hukum internasional terkait pengungsi dan memprioritaskan keselamatan anak-anak.

“Ini mencakup menjamin jalur hukum yang aman bagi perlindungan dan reunifikasi keluarga, serta operasi pencarian dan penyelamatan terpadu, pendaratan yang aman, penerimaan berbasis komunitas, dan akses ke layanan suaka,” kata UNICEF dikutip dari VOA.

Di bawah PM Giorgia Meloni, Italia telah berupaya untuk membendung kedatangan dengan menindak keras operasi penyelundupan migran dan menghalangi calon pengungsi dengan ancaman bahwa klaim suaka mereka akan diproses di Albania.


 sinpo

Editor: Dyah Ratna Meta Novia
Komentar: