MK Diminta Hati-hati untuk Tangani Sengketa Pilkada 2024

BeritaNasional.com - Praktisi Hukum Kepemiluan, Resmen Khadafi, berbicara pentingnya sikap kehati-hatian dalam setiap proses hukum. Menurutnya, kecepatan dalam mengambil keputusan hukum tanpa mempertimbangkan segala risiko bisa berakibat fatal.
“Harus ada sikap kehati-hatian dalam proses hukum. Apa gunanya cepat jika dampaknya berpotensi merugikan,” kata Resmen kepada wartawan, Jumat (14/2/2025).
Resmen pun memberi contoh dalam kasus gugatan yang melibatkan Akhmad Gunadi Nadalsyah dan Sastra Jaya sebagai pemohon, dengan KPU Kabupaten Barito Utara sebagai termohon. Kasus ini, menurut Resmen, memiliki keunikan dalam prosesnya.
“Pada tanggal 3 Desember, Bawaslu mengirimkan surat rekomendasi agar dilakukan pemilihan suara ulang, namun pada tanggal 4 Desember 2025 pukul 00.15 WIB, KPU Barito Utara justru merilis hasil resmi pemungutan suara,” jelas Resmen.
Meski mengapresiasi langkah cepat yang dilakukan oleh KPU Barito Utara, Resmen menilai bahwa kecepatan tersebut justru menimbulkan masalah hukum di kemudian hari.
"Bawaslu memberikan rekomendasi untuk pemilihan suara ulang, namun KPU mempertimbangkan untuk tidak melakukan hal tersebut hanya dalam rentan waktu yang sangat singkat, kurang dari 12 jam. Ini luar biasa, tapi ada konsekuensinya," kata Resmen.
Adapun KPU Barito Utara berpendapat bahwa langkah yang pihaknya ambil sudah sesuai dengan prosedur, dengan melakukan rapat koordinasi bersama berbagai pihak, termasuk TNI, Kepolisian, dan Bawaslu Kabupaten Barito Utara.
Kemudian, hasil koordinasi ini dituangkan dalam sebuah telaah hukum yang menurut KPU sesuai dengan peraturan yang ada, yakni PKPU 15 tahun 2024 dan Keputusan KPU Nomor 1531 Tahun 2024.
Namun, Resmen mempertanyakan apakah keputusan KPU tersebut sepenuhnya transparan, mengingat KPU menyatakan bahwa hasil telaah hukum tersebut bersifat rahasia.
“Tapi pertanyaan muncul, rahasia? Apa yang disembunyikan?” tegas Resmen.
Resmen berharap agar dalam sidang pembuktian yang akan datang, majelis hakim dapat melihat permasalahan ini secara menyeluruh dan mempertimbangkan dampak merugikan yang dirasakan oleh pihak pemohon.
"Kami tidak ingin mendahului putusan. Tapi kami berharap Majelis Hakim dapat melihat ini dalam satu kesatuan yang utuh yang nyata-nyata merugikan pihak pemohon," tutup Resmen.
Untuk diketahui, pada Jumat (14/2) sekitar pukul 13.30 WIB, Mahkamah Konstitusi (MK) akan menggelar sidang lanjutan pembuktian gugatan Pilkada Barito Utara. Pemohon dan termohon kabarnya sudah menyiapkan saksi dan saksi ahli untuk memperkuat bukti-bukti dalam persidangan tersebut.
8 bulan yang lalu
HUKUM | 2 hari yang lalu
HUKUM | 2 hari yang lalu
EKBIS | 2 hari yang lalu
HUKUM | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
EKBIS | 2 hari yang lalu
HUKUM | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
EKBIS | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 22 jam yang lalu