Menyedihkan, Banyak Pegawai Federal AS Andalkan Bantuan Pangan Akibat Shutdown

Oleh: Dyah Ratna Meta Novia
Sabtu, 08 November 2025 | 00:05 WIB
Pemerintah AS Shutdown (Foto/JR)
Pemerintah AS Shutdown (Foto/JR)

BeritaNasional.com - Penutupan (shutdown) pemerintah federal Amerika Serikat (AS) telah memasuki pekan keenam, melampaui rekor yang tercatat hampir tujuh tahun lalu dan menjadi shutdown pemerintah terlama dalam sejarah negara itu.

Saat shutdown pemerintah memasuki hari ke-36, para pegawai federal terlihat mengantre untuk mendapatkan makan siang gratis di lokasi bantuan makanan di pusat kota Washington DC, dengan jumlah orang yang jauh lebih banyak daripada hari-hari sebelumnya.

Seorang karyawan Institut Kesehatan Nasional (National Institutes of Health/NIH) AS, yang menolak menyebutkan namanya, mengatakan kepada Xinhua, ia mengetahui lokasi bantuan makanan tersebut dari saudarinya dan baru pertama kali datang ke tempat itu. 

Karena tinggal jauh dari area tersebut, dia menggunakan kereta bawah tanah untuk pergi ke sana.

Akibat shutdown pemerintah federal, dia sudah dua kali tidak menerima gaji pada Oktober dan mungkin akan kembali tidak menerima gaji.

"Uang sewa dan tagihan tetap harus dibayar, dan tekanannya semakin besar," ujarnya.

Apryl, yang bekerja di badan penerimaan pajak AS Internal Revenue Service (IRS), juga mengambil makan siang gratis untuk pertama kalinya.

Apryl mengatakan kepada Xinhua bahwa kenaikan harga membuat makanan sehari-hari semakin tidak terjangkau, dengan harga 15 hingga 30 dolar AS (1 dolar AS = Rp 16.707) per makan siang, sehingga mendapatkan makanan gratis sangat berarti baginya.

Sebagai ibu tunggal dengan seorang putri berusia 13 tahun, Apryl mengatakan kehilangan penghasilannya merupakan hal yang berat. 

"Hanya berusaha menghidupi diri sendiri dan anak saja rasanya hampir mustahil," ujarnya.

Ia dan putrinya pun mengalami tekanan mental akibat situasi tersebut.

Distribusi makanan gratis tersebut diselenggarakan oleh World Central Kitchen, yang mendirikan sejumlah lokasi bantuan pangan di pusat kota Washington mulai 27 Oktober. 

Hingga Rabu pagi waktu setempat, organisasi tersebut telah mendistribusikan lebih dari 36.000 paket makanan, dengan rata-rata sekitar 4.000 paket makanan per hari.

Selain sejumlah lokasi bantuan pangan di pusat kota tersebut, tempat-tempat distribusi bantuan juga didirikan di sejumlah bandara dan pangkalan Angkatan Udara. 

Para staf mengatakan jumlah orang yang mencari makan siang gratis meningkat tajam, dengan persediaan makanan dikonsumsi lebih cepat daripada sebelumnya.

Para staf juga mengatakan, sejumlah pihak penyelenggara bekerja sama dengan restoran-restoran lokal di pusat kota Washington, membeli makan siang dari mereka untuk dibagikan kepada pegawai federal. 

Upaya ini juga membantu mendukung banyak restoran yang sedang menghadapi kesulitan.

Akibat pemutusan hubungan kerja (PHK) dan shutdown pemerintah yang berkepanjangan, restoran-restoran lokal melaporkan penurunan bisnis yang signifikan. 

Aksana Tran, pemilik kafe di Massachusetts Avenue NE mengatakan, penjualan turun 15 hingga 20 persen selama shutdown.

Pegawai federal dan bisnis lokal bukanlah satu-satunya yang terdampak oleh shutdown yang sedang berlangsung. Dampaknya semakin besar di berbagai layanan publik, termasuk program bantuan pangan dan keamanan penerbangan.

Mantan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Iowa Greg Cusack mengatakan, saat ini merupakan episode hukuman atau penganiayaan terhadap kaum miskin. 

"Bagaimana kaum miskin sering kali terluka atau kehilangan haknya karena penghinaan dari mereka yang lebih kaya dan/atau berkuasa," ujar Cusack.

"Negara ini tidak pernah menjadi 'tempat yang baik' untuk menjadi orang miskin," tambah Cusack.

Pemimpin Partai Demokrat Senat Chuck Schumer mengatakan di media sosial X, tindakan Trump yang terus menjadikan kelaparan sebagai senjata tidak berperasaan dan keji.

Sehari sebelumnya, Schumer menuduh Trump memperlakukan rakyat Amerika yang kelaparan sebagai "pion politik" selama shutdown pemerintah.

Sumber: Antara
 sinpo

Editor: Dyah Ratna Meta Novia
Komentar: