Kades Kohod Arsin Jadi Tersangka Kasus Pemalsuan Sertifikat Pagar Laut Tangerang

BeritaNasional.com -
Kepala Desa (Kades) Kohod Kecamatan Pakuhaji Kabupaten Tangerang, Arsin bin Asip ditetapkan jadi tersangka kasus pemalsuan Sertifikat Hak Guna Bangun (SHGB) dan Sertifikat Hak Milik (SHM) di area pagar laut Tangerang.
Penetapan tersangka dilakukan Bareskrim Polri bersama tersangka lainnya yakni Sekretaris Desa Kohod Ujang Karta, dan dua orang lain berinisial SP dan CE selaku penerima kuasa.
"Keempat tersangka ini terkait pemalsuan, pemalsuan beberapa surat dokumen untuk pemohonan hak bangunan. Mereka antara lain saudara A kepala desa Kohod, Sekdes Kohod, dan dua penerima kuasa," kata Dirtipidum Bareskrim Polri Brigjen Pol Djuhandhani Rahardjo Puro kepada wartawan, Selasa (18/2/2025).
Arsin selaku Kades diduga telah mencetak dan menandatangani sendiri surat palsu yang dibuatnya. Surat ini yang kemudian dipakai mengajukan permohonan pengukuran dan pengakuan hak ke Kantor Pertanahan Kabupaten Tangerang.
Dalam menjalankan kejahatannya ia diduga mendapat bantuan dari beberapa oknum di kementerian dan lembaga. Sampai akhirnya diterbitkan SHGB dan SHM diatas perairan laut Desa Kohod berujung polemik yang terjadi saat ini.
"Empat tersangka ini kaitannya masalah terkait pemalsuan, di mana pemalsuan beberapa surat dokumen untuk permohonan hak atas tanah. Penyidik akan segera melengkapi administrasi penyidikan dan melakukan langkah penyidikan lebih lanjut," ungkapnya.
Sempat Klaim Jadi Korban
Sebelumnya, Kepala Desa Kohod Arsin bin Asip mengaku sebagai korban atas polemik pagar laut yang ada di perairan Tangerang. Pengakuan itu juga dibarengi dengan permintaan maaf secara terbuka pada Jumat (14/2/2025).
“Oleh karenanya pada kesempatan ini dengan kerendahan hati saya ingin menyampaikan permohonan maaf,” kata Arsin yang saat jumpa pers didampingi pengacaranya, dikutip Sabtu (15/2/2025).
Perihal pengakuan sebagai korban, Arsin mengaku itu bisa terjadi karena ketidaktahuan serta tidak hati-hatinya dalam menjalankan tugas sebagai Kepala Desa.
“Dalam kesempatan ini. dalam kesempatan ingin saya sampaikan ingin saya sampaikan bahwa saya juga adalah korban! Dari perbuatan yang dilakukan oleh pihak lain,” kata dia.
“Tentunya tentunya Ini terjadi Akibat dari kekurangan pengetahuan dan tidak hati-hati, hati-hatian ya yang saya dapat lakukan pelayanan publik di Desa kohod,” tambahnya.
Meski tidak dijelaskan siapa pihak lain yang dimaksud, tetapi Arsin mengaku akan menjadi masalah ini sebagai evaluasi. Agar kejadian seperti pagar laut ilegal tidak terulang kembali.
“Evaluasi Akan dilakukan agar hal-hal buruk dalam pelayanan masyarakat Desa Kohod di kemudian hari tidak terulang lagi,” tukasnya.
8 bulan yang lalu
HUKUM | 2 hari yang lalu
HUKUM | 2 hari yang lalu
EKBIS | 2 hari yang lalu
HUKUM | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
EKBIS | 2 hari yang lalu
HUKUM | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
EKBIS | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 22 jam yang lalu