Selasa, 04 Maret 2025
JADWAL SALAT & IMSAKIAH
Imsak
00:00
Subuh
00:00
Zuhur
00:00
Ashar
00:00
Magrib
00:00
Isya
00:00

Perbedaan Adab dan Akhlak Menurut Ustadz Adi Hidayat: Mengapa Keduanya Sama Penting

Oleh: Tim Redaksi
Senin, 03 Maret 2025 | 17:01 WIB
Ustadz Adi Hidayat. (Foto/Youtube UAH Official)
Ustadz Adi Hidayat. (Foto/Youtube UAH Official)

BeritaNasional.com -  Adab dan akhlak memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan umat manusia, terutama bagi umat Islam. Namun, seringkali kita belum sepenuhnya memahami perbedaan serta hubungan antara keduanya.

Ustadz Adi Hidayat yang juga akrab disapa UAH itu, memberikan penjelasan yang sangat bermanfaat mengenai perbedaan antara adab dan akhlak dalam Islam.

"Adab merupakan sikap moral yang dihasilkan dari proses pendidikan, sedangkan akhlak adalah sikap moral yang dihasilkan dari ibadah," ungkap UAH, di kanal Youtube resminya Adi Hidayat Official, Senin (3/2/2025).

Menurut beliau, adab adalah perilaku yang sesuai dengan norma dan etika yang berlaku dalam masyarakat, seperti sopan santun, jujur, disiplin, dan lainnya.

Adab diperoleh melalui proses belajar dan dapat diterapkan oleh siapa saja, baik itu muslim maupun non-muslim, karena adab tidak bergantung pada keimanan seseorang.

Ustadz Adi Hidayat juga menceritakan pengalamannya saat mengunjungi Jepang. Ia merasa kagum dengan budaya yang dimiliki oleh masyarakat Jepang. Ia memberikan contoh, jika mereka menemukan barang jatuh di jalan, mereka akan lebih memilih memindahkannya ke pinggir jalan agar tidak rusak dan mudah ditemukan oleh pemiliknya.

"Ini adalah contoh adab. Jika ingin belajar adab, ukurannya bukan hanya negara muslim. Negara non-muslim pun bisa menunjukkan adab," katanya.

Berbeda dengan adab, akhlak adalah perilaku yang sejalan dengan syariat Allah SWT, yakni hukum-hukum yang diturunkan melalui wahyu kepada Nabi Muhammad SAW.

Akhlak dipelajari melalui ibadah, yang meliputi shalat, puasa, zakat, haji, dan lainnya. Akhlak hanya dapat diterapkan oleh orang yang beriman dan bertakwa kepada Allah, karena akhlak sangat bergantung pada kesadaran dan kecintaan seseorang kepada Allah.

Meskipun orang Jepang dikenal memiliki adab yang baik, UAH menekankan bahwa mereka belum tentu memiliki akhlak yang baik. Hal ini menunjukkan kekeliruan dalam memahami konsep akhlak.

"Jika ada yang mengatakan orang Jepang atau orang dari Selandia Baru berakhlak, itu artinya kurang pengetahuan. Disiplin memang ada, tetapi banyak perilaku buruk seperti mabuk dan zina yang dianggap biasa. Itu bukan akhlak, melainkan adab," jelasnya.

"Orang yang beribadah dengan benar sudah tentu memiliki akhlak yang baik. Sedangkan orang yang hanya belajar tentang adab, belum tentu memiliki akhlak," tambah UAH.

Dari penjelasan ini, kita bisa menyimpulkan bahwa adab dan akhlak adalah dua hal yang berbeda namun saling terkait. Adab menjadi dasar dari akhlak, dan tanpa adab, akhlak tidak bisa terwujud dengan baik. Sebagai umat Islam, penting bagi kita untuk memiliki adab yang baik, agar kita bisa memiliki akhlak yang mulia.

Mengapa adab tidak cukup tanpa akhlak? Karena adab tanpa akhlak tidak akan membawa kita kepada kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Adab tanpa akhlak hanya akan membuat kita terlihat baik di luar, tetapi buruk di dalam, serta menipu diri sendiri dan orang lain tanpa mencari ridha Allah. Sebaliknya, akhlak yang dibarengi dengan adab akan menjadikan kita pribadi yang baik, baik di dalam maupun di luar.

Akhlak dan adab yang baik akan menjadikan kita manusia yang jujur, amanah, dan bertanggung jawab, baik kepada Allah, diri sendiri, maupun sesama manusia. Oleh karena itu, kita harus berusaha untuk tidak hanya beradab, tetapi juga berakhlak. Kita juga perlu memperbaiki ibadah kita agar akhlak kita semakin baik. Sebaiknya, kita menjauhi perbuatan yang buruk dan bertentangan dengan syariat Allah, seperti fahsya (perbuatan keji) dan munkar (perbuatan yang dilarang).

 

Nadira Lathiifahsinpo

Editor: Iman Kurniadi
Komentar: