Selasa, 18 Maret 2025
JADWAL SALAT & IMSAKIAH
Imsak
04:30
Subuh
04:40
Zuhur
12:01
Ashar
15:11
Magrib
18:04
Isya
19:13

Kisah Seorang Nelayan yang Selamat setelah 95 Hari Terombang-ambing di Samudra Pasifik

Oleh: Tarmizi Hamdi
Senin, 17 Maret 2025 | 05:00 WIB
Ilustrasi nelayan terombang-ambing di Samudra Pasifik. (Foto/Freepik)
Ilustrasi nelayan terombang-ambing di Samudra Pasifik. (Foto/Freepik)

BeritaNasional.com - Seorang nelayan asal Peru bernama Maximo Napa Castro berhasil selamat setelah 95 hari terombang-ambing di Samudra Pasifik.

Dilansir dari BBC News pada Minggu (16/3/2025), dia berhasil bertahan hidup dari memakan penyu laut, burung, dan kecoak. Ia akhirnya diselamatkan dan kembali berkumpul dengan keluarganya.

Pria berusia 61 tahun ini memulai perjalanan memancing dari Kota Pesisir Marcona, Peru pada 7 Desember 2024 untuk ekspedisi selama dua minggu. 

Namun, sepuluh hari setelah berlayar, badai mengempaskan perahunya jauh dari jalur sehingga membuatnya terdampar dengan persediaan yang semakin menipis. Upaya pencarian oleh keluarganya dan patroli maritim Peru tidak membuahkan hasil.

Baru pada Rabu (12/3/2025), kapal patroli Ekuador, Don F, menemukan Maximo sekitar 1.094 km (680 mil) dari pantai dalam kondisi dehidrasi dan kritis. 

Selama berbulan-bulan di laut, Maximo mengandalkan air hujan yang ditampung di perahunya dan memakan apa pun yang tersedia.

Dalam pertemuan emosional dengan saudaranya di Paita, dekat perbatasan Ekuador, pada Jumat (14/3/2025), ia menceritakan kisahnya bisa bertahan dengan memakan kecoak dan burung sebelum akhirnya terpaksa mengonsumsi penyu laut. Ia bahkan menghabiskan 15 hari terakhir tanpa makanan sama sekali.

"Saya memikirkan ibu saya setiap hari. Saya bersyukur kepada Tuhan karena memberi saya kesempatan kedua," ujar Maximo saat ditemukan yang dilansir dari BBC News pada Minggu.

Ibunya, Elena, mengungkapkan kepada media lokal bahwa meskipun keluarga tetap optimistis selama upaya pencarian, ia sempat kehilangan harapan akan kepulangan putranya.

Setelah diselamatkan, Maximo menjalani pemeriksaan medis di Paita sebelum diterbangkan ke Ibu Kota Peru, Lima. Saat tiba di Bandara Internasional Jorge Chávez, ia disambut putrinya, Inés Napa, dalam pertemuan yang penuh haru di tengah kerumunan media. Sebagai bentuk perayaan, putrinya menyambutnya dengan sebotol pisco, minuman khas Peru.

Di kampung halamannya di San Andrés, wilayah Ica, tetangga dan kerabat menghiasi jalan-jalan untuk merayakan kepulangannya. Keponakannya, Leyla Torres Napa, mengungkapkan bahwa keluarga berencana merayakan ulang tahunnya, yang sempat terlewat saat ia masih hilang di laut.

"Hari kelahirannya itu unik karena yang bisa ia makan [ketika di laut] hanyalah kue kecil. Jadi, sangat penting bagi kami untuk merayakannya karena, bagi kami, ia telah terlahir kembali," katanya kepada media.

Kisah Maximo menambah daftar nelayan yang berhasil selamat setelah lama terombang-ambing di lautan. 

Tahun lalu, seorang pria Rusia, Mikhail Pichugin, diselamatkan setelah lebih dari dua bulan bertahan hidup di perahu karet kecil di Laut Okhotsk, Rusia. 

Hal serupa juga dialami José Salvador Alvarenga, seorang nelayan asal Salvador, yang bertahan 14 bulan di Samudra Pasifik setelah berangkat dari pantai Meksiko pada akhir 2012 sebelum akhirnya ditemukan di Kepulauan Marshall pada 2014, dengan bertahan hidup dari air hujan dan kura-kura.sinpo

Editor: Tarmizi Hamdi
Komentar: