Sabtu, 29 Maret 2025
JADWAL SALAT & IMSAKIAH
Imsak
00:00
Subuh
00:00
Zuhur
00:00
Ashar
00:00
Magrib
00:00
Isya
00:00

China Minta AS Segera Cabut Perintah terkait Minyak Venezuela

Oleh: Dyah Ratna Meta Novia
Rabu, 26 Maret 2025 | 17:00 WIB
Ilustrasi migas (Foto/Pixabay)
Ilustrasi migas (Foto/Pixabay)

BeritaNasional.com - Pemerintah China meminta agar Amerika Serikat (AS) mencabut perintah soal pemberlakuan tarif terhadap negara pengimpor minyak Venezuela.

"Kami mendesak AS untuk menghentikan campur tangannya dalam urusan dalam negeri Venezuela, mencabut sanksi sepihak yang ilegal terhadap Venezuela dan mengambil langkah-langkah yang berkontribusi pada perdamaian, stabilitas, dan pembangunan di Venezuela dan sekitarnya," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Guo Jiakun dalam konferensi pers di Beijing.

Presiden AS Donald Trump menandatangani perintah eksekutif yang memberlakukan tarif terhadap negara-negara pengimpor minyak Venezuela.

Menurut perintah tersebut, mulai 2 April 2025, tarif sebesar 25 persen dapat dikenakan pada semua barang yang diimpor ke AS dari negara mana pun yang membeli minyak Venezuela, baik secara langsung dari Venezuela maupun secara tidak langsung melalui pihak ketiga.

Venezuela sendiri diketahui merupakan penyuplai minyak utama China. Karena perintah Trump tersebut, perdagangan minyak Venezuela dengan China terhenti pada Selasa (25/3).

"AS telah lama menyalahgunakan sanksi sepihak yang ilegal dan 'yurisdiksi jangka panjang' dan secara kasar mencampuri urusan dalam negeri negara lain. China dengan tegas menentang tindakan tersebut," ujar Guo Jiakun.

China diketahui secara langsung dan tidak langsung menerima 503.000 barel per hari (bpd) minyak mentah dan bahan bakar Venezuela, atau 55 persen dari ekspor negara tersebut. Sebagian besar dari minyak yang diimpor ke China itu kemudian diproses dan diolah menjadi minyak yang lebih berat dan lebih murah dibanding minyak Iran dan Rusia.

"Perang dagang dan perang tarif tidak memiliki pemenang. Menerapkan tarif tambahan hanya akan menimbulkan kerugian yang lebih besar pada bisnis dan konsumen Amerika," kata Guo Jiakun.

Perintah Trump itu menyatakan bahwa tindakan dan kebijakan "rezim Nicolas Maduro di Venezuela terus menimbulkan ancaman yang tidak biasa dan luar biasa" terhadap keamanan nasional serta kebijakan luar negeri AS.

Trump sebelumnya mengatakan bahwa Venezuela secara diam-diam mengirim puluhan ribu anggota geng ke AS.

Penjual dan distributor minyak asal China mengatakan mereka menunggu untuk melihat bagaimana perintah tersebut akan dilaksanakan dan apakah Beijing akan mengarahkan mereka untuk berhenti membeli dari Venezuela.

Sementara Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio menegaskan, AS tidak akan menoleransi negara mana pun atau perusahaan minyak mereka yang memproduksi, mengekstraksi, atau mengekspor minyak serta produk terkait minyak dengan "rezim Maduro" di Venezuela.

Sumber: Antara
 sinpo

Editor: Dyah Ratna Meta Novia
Komentar: