Makna dan Sejarah Hari Kartini dalam Perjuangan Perempuan Indonesia

Oleh: Tim Redaksi
Sabtu, 19 April 2025 | 13:00 WIB
Hari Kartini. (Foto/freepik).
Hari Kartini. (Foto/freepik).

BeritaNasional.com - Setiap tanggal 21 April, masyarakat Indonesia memperingati Hari Kartini sebagai bentuk penghormatan terhadap jasa Raden Ajeng Kartini dalam memperjuangkan emansipasi perempuan. Kartini dikenal sebagai tokoh perempuan pelopor kebangkitan perempuan di Indonesia yang berjuang untuk kesetaraan hak, khususnya dalam bidang pendidikan.

Raden Ajeng Kartini lahir pada 21 April 1879 di Jepara, Jawa Tengah, dari keluarga bangsawan Jawa. Sebagai anak bangsawan, ia memperoleh kesempatan mengenyam pendidikan di usia dini. Namun, setelah menginjak usia 12 tahun, Kartini harus menghentikan sekolahnya karena tradisi pingitan yang berlaku bagi perempuan bangsawan kala itu.

Kondisi itu tidak menyurutkan semangat Kartini untuk terus belajar. Ia melanjutkan pendidikan secara mandiri melalui surat-menyurat dengan teman-teman penanya dari Belanda. Melalui surat-surat itu, ia menyuarakan pemikirannya tentang pentingnya pendidikan bagi perempuan, kebebasan berpikir, hingga keprihatinannya terhadap ketidakadilan sosial.

Gagasan-gagasan Kartini kemudian dihimpun dan diterbitkan dalam sebuah buku berjudul "Door Duisternis tot Licht"(Habis Gelap Terbitlah Terang), yang menjadi simbol perjuangan perempuan Indonesia. Melalui tulisan-tulisan tersebut, Kartini menginspirasi banyak perempuan untuk mengejar pendidikan dan memperjuangkan hak-haknya.

Pemerintah Indonesia menetapkan tanggal 21 April sebagai Hari Kartini melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 108 Tahun 1964. Sejak saat itu, Hari Kartini diperingati setiap tahun untuk mengenang jasa dan semangat perjuangan RA Kartini dalam mewujudkan kesetaraan gender.

Peringatan Hari Kartini biasanya dirayakan dengan berbagai kegiatan, seperti lomba busana daerah, seminar perempuan, hingga kegiatan sosial yang melibatkan peran aktif perempuan. Momen ini juga digunakan untuk mengingatkan pentingnya peran perempuan dalam pembangunan bangsa.

RA Kartini wafat pada usia 25 tahun, tepatnya pada 17 September 1904, beberapa hari setelah melahirkan anak pertamanya. Meski usianya terbilang singkat, warisan pemikirannya telah membuka jalan bagi kemajuan perempuan Indonesia hingga kini.

Semangat dan perjuangan RA Kartini terus menjadi inspirasi bagi generasi muda, khususnya kaum perempuan, untuk terus berkarya dan berkontribusi bagi masyarakat. Hari Kartini bukan sekadar perayaan simbolik, tetapi menjadi pengingat akan pentingnya memperjuangkan kesetaraan, keadilan, dan hak-hak dasar bagi seluruh rakyat Indonesia.sinpo

Editor: Harits Tryan
Komentar: