Menteri Kebudayaan Buka Pameran Sunting: Jejak Perempuan Indonesia

BeritaNasional.com - Menteri Kebudayaan Fadli Zon, dalam sambutannya menyampaikan bahwa pameran yang dibuka, yakni Pameran Sunting: Jejak Perempuan Indonesia sejatinya bertepatan dengan Peringatan Hari Kartini. Ini merupakan bagian dari upaya reflektif dan partisipatif untuk menelusuri dan merayakan kontribusi perempuan Indonesia dalam sejarah, budaya, dan masa depan bangsa.
“Pameran ini membawa kita menelusuri perjalanan reflektif, perjalanan memahami peran penting perempuan dalam membentuk sejarah bangsa melalui
suara, ekspresi, dan karya,” ucapnya.
Fadli Zon menegaskan komitmen Kementerian Kebudayaan RI untuk terus memperkuat perempuan dalam pembangunan nasional yang dinamis, inklusif, dan berkeadilan.
“Kementerian Kebudayaan berkomitmen mendukung berbagai macam inisiatif memperkuat posisi perempuan dalam pembangunan nasional, serta menjaga warisan budaya bangsa yang inklusif, progresif, berkeadilan,” katanya.
Pameran Sunting: Jejak Perempuan Indonesia Penggerak Perubahan dikurasi oleh Citra Smara Dewi, Seniman dan Wakil Rektor Bidang Pendidikan Institut Kesenian Jakarta, bersama kurator independen Sabila Duhita Drijono. Penelitian dalam pameran ini dilaksanakan oleh tim Departemen Sejarah Universitas Indonesia.
Direktur Eksekutif Museum dan Cagar Budaya, Indira Nurjadin, dalam sambutannya menyatakan, pameran ini dirancang bukan sekadar sebagai ruang pamer, melainkan ruang dialog dan refleksi.
“Kami ingin agar publik tidak hanya menjadi penonton, tetapi turut menjadi bagian dalam percakapan yang lebih besar tentang masa depan kesetaraan dan keadilan gender di Indonesia,” ujarnya.
Indira juga menyebutkan bahwa “Sunting” dalam tradisi Nusantara memiliki arti sebagai hiasan kepala perempuan yang melambangkan martabat dan identitas. “Pameran ini merupakan bentuk penghormatan terhadap peran penting perempuan dalam membentuk sejarah, budaya, dan arah masa depan bangsa, juga sebagai metafora untuk menyusun ulang narasi sejarah dari sudut pandang perempuan, “ ucapnya.
Pameran Sunting terbagi ke dalam tiga zona utama, yaitu:
● Zona 1: Perempuan, Kekuasaan, dan Perlawanan, menampilkan 14 tokoh perempuan
pemimpin dan pejuang.
● Zona 2: Perempuan, Penggerak Sejarah, menghadirkan 29 tokoh yang berperan dalam
dinamika sosial-politik Indonesia.
● Zona 3: Perempuan, Pembangun Peradaban, menyuguhkan 53 tokoh perempuan yang
berjasa dalam bidang pendidikan, seni, kesehatan, diplomasi, hingga teknologi.
Tak hanya itu, sebanyak 17 organisasi perempuan juga mendapat sorotan sebagai elemen penting dalam perjuangan kolektif perempuan Indonesia sepanjang sejarah yang ditampilkan.
Dalam pameran ini ditampilkan artefak lintas budaya dan lintas waktu yang mencakup arsip, karya sastra, tekstil, artefak etnografi, karya seni, panji, karya visual, karya performance, dan dokumentasi.
Seluruhnya merefleksikan rekam jejak perjuangan, identitas, dan kontribusi perempuan dalam berbagai ranah kehidupan serta lintas periode sejarah Indonesia.
“Jadi saya berharap pameran ini mampu memperkokoh kesadaran kolektif mengenai pentingnya kesetaraan, keberagaman, dan keadilan, serta membangkitkan semangat untuk terus menghormati, memberdayakan dan merayakan perempuan dalam kehidupan berbangsa dan berbudaya,” kata Fadli Zon.
Pameran Sunting terbuka untuk umum dan akan berlangsung hingga Juli 2025. Masyarakat diundang untuk hadir, belajar, dan merayakan jejak perjuangan para perempuan Indonesia penggerak perubahan.
GAYA HIDUP | 1 hari yang lalu
DUNIA | 1 hari yang lalu
GAYA HIDUP | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
EKBIS | 2 hari yang lalu
GAYA HIDUP | 2 hari yang lalu
DUNIA | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
EKBIS | 14 jam yang lalu
HUKUM | 2 hari yang lalu