Hari Kebudayaan Bertepatan dengan Ultah Prabowo, Istana: Kita Bukan Penganut Cocoklogi

Oleh: Lydia Fransisca
Kamis, 17 Juli 2025 | 16:05 WIB
Kepala Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi. (Foto/PCO)
Kepala Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi. (Foto/PCO)

BeritaNasional.com -  Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi menegaskan penetapan tanggal 17 Oktober sebagai Hari Kebudayaan Nasional bukanlah hasil cocoklogi.

Hari Kebudayaan tersebut juga bertepatan dengan hari ulang tahun (ultah) Presiden Prabowo Subianto.

"Pemerintah kita tidak menganut sistem otak-atik-gatuk, pikiran cocoklogi. Jadi, ketika sebuah tanggal ditetapkan oleh Kementerian itu ada dasarnya. Apakah itu dasar hukum, apakah itu dasar peristiwa, atau dasar sejarah," kata Hasan kepada wartawan yang dikutip pada Kamis (17/7/2025).

Hasan menuturkan penetapan tanggal tersebut dilatarbelakangi oleh peristiwa pengesahan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 1951 yang menetapkan Burung Garuda sebagai lambang negara serta menyematkan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.

Menurut kajian yang diterima oleh Kementerian Kebudayaan, hal ini merupakan tonggak utama pengakuan negara terhadap keberagaman budaya bangsa Indonesia.

"Ini merupakan masukan dari para budayawan, para pekerja seni, tradisi, yang merasa penting untuk ditetapkan sebuah tanggal sebagai Hari Kebudayaan untuk mengapresiasi para budayawan, tradisi, pelaku seni tradisi," ujar Hasan.

"Supaya juga tidak hanya sekedar diingat, tapi juga mendapatkan tempat dalam keberlanjutan pembangunan bangsa kita," tambahnya.

Selain 17 Oktober, lanjut Hasan, ada sejumlah tanggal lain yang sempat diusulkan sebagai Hari Kebudayaan seperti 2 Mei dan 20 Mei.

Namun, tanggal-tanggal tersebut sudah memiliki peringatan nasional tersendiri. Karena itu, dipilihlah 17 Oktober yang memiliki momen sejarah tersendiri terkait pengakuan resmi negara terhadap keberagaman.

"Kalau cocoklogi bisa panjang. Tapi, kita tidak menganut cocoklogi. Jadi, kita mulai belajarlah menghindar dari cocoklogi dan otak-atik-gatuk. Kira-kira gitu ya," tandasnya.sinpo

Editor: Tarmizi Hamdi
Komentar: