Perundingan Nuklir dengan AS di Muscat: Iran Berhati-hati Berharap Ada Kesepakatan Tercapai

Oleh: Tim Redaksi
Minggu, 27 April 2025 | 14:32 WIB
Ilustrasi nuklir. (Foto/Freepik)
Ilustrasi nuklir. (Foto/Freepik)

BeritaNasional.com -  Perundingan nuklir tidak langsung antara Iran dan Amerika Serikat yang berlangsung di Muscat, Oman, berakhir pada Sabtu (26/4/2025).

Pembicaraan yang dimediasi oleh pemerintah Oman ini menjadi putaran ketiga dalam rangka membahas kesepakatan nuklir, setelah putaran sebelumnya yang juga digelar di ibu kota Oman.

Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araqchi, menyatakan bahwa putaran ketiga ini menunjukkan kemajuan yang lebih serius dibandingkan sebelumnya. Menurutnya, kedua belah pihak kini mulai memasuki pembahasan teknis yang lebih mendalam terkait isu-isu nuklir.

"Perundingan kali ini jauh lebih serius, dengan rincian teknis yang semakin banyak dibahas," ungkap Araqchi, dikutip dari Anadolu, Minggu (27/4/2025).

Ia juga menambahkan bahwa para ahli ekonomi telah dilibatkan dalam sesi ini, dan berharap pada putaran selanjutnya akan ada tambahan pakar dari Organisasi Energi Atom Iran (AEOI) untuk memperdalam diskusi.

Selain itu, Araqchi mengungkapkan bahwa kedua delegasi telah bertukar pendapat secara tertulis selama perundingan ini, termasuk menyampaikan dan menerima pertanyaan serta jawaban yang difasilitasi oleh Oman.

Kendati begitu, Iran tetap berhati-hati dalam menyikapi kemajuan ini. Araqchi menambahkan, meskipun ada harapan, pihaknya tetap memantau perkembangan dengan penuh kewaspadaan.

“Kami berharap, namun kami tetap sangat berhati-hati,” ujar Araqchi.

Perundingan kali ini hanya berfokus pada isu nuklir, dengan Iran menegaskan bahwa mereka tidak akan membuka pembicaraan mengenai topik lain, seperti program rudal balistik.

"Negosiasi kami terbatas pada masalah nuklir, dan ini dihormati oleh pihak lain," tambahnya.

Mengenai kemajuan yang dicapai, Araqchi mengakui adanya perbedaan antara kedua pihak, namun ia menilai beberapa perbedaan tersebut tidak terlalu signifikan, sementara yang lain cukup serius.

"Secara keseluruhan, kami puas dengan kemajuan yang telah tercapai. Kedua belah pihak menunjukkan keseriusan yang sama," ujarnya.

Setelah putaran ketiga ini, kedua delegasi akan kembali ke ibu kota masing-masing untuk berkonsultasi dengan pemerintah mereka sebelum melanjutkan pembicaraan pada putaran berikutnya yang dijadwalkan pada Sabtu depan.

Oman, yang berperan sebagai mediator, akan memutuskan lokasi untuk pertemuan berikutnya. Menteri Luar Negeri Oman, Badr Albusaidi, menyatakan bahwa pembicaraan ini mencerminkan aspirasi bersama untuk mencapai kesepakatan berdasarkan rasa saling menghormati dan komitmen yang langgeng.

"Tujuan dan masalah teknis utama telah dibahas, dan pertemuan lebih lanjut dijadwalkan pada 3 Mei," ujarnya melalui sebuah postingan di X.

Putaran sebelumnya diadakan di Roma, yang melibatkan diskusi diplomatik serta teknis antara kedua pihak. Araqchi memimpin delegasi Iran, sementara Utusan Khusus AS untuk Urusan Timur Tengah, Steve Witkoff, memimpin pihak Amerika Serikat.

Ketegangan antara kedua negara meningkat sejak pemerintahan Presiden AS Donald Trump yang mengancam tindakan militer jika tidak tercapai kesepakatan baru.

Trump terus menegaskan bahwa Iran tidak boleh memiliki senjata nuklir, dan kesepakatan yang dicapai pada 2015 di bawah pemerintahan Obama perlu digantikan.

Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmail Baghaei, menambahkan bahwa putaran ketiga perundingan berlangsung dalam suasana serius, dengan pembahasan tentang pengurangan sanksi dan pembangunan kepercayaan mengenai sifat damai program nuklir Iran. Baghaei menegaskan bahwa masalah rudal balistik tidak termasuk dalam pembicaraan tersebut.

Perundingan ini tetap menjadi sorotan internasional, mengingat pentingnya kesepakatan nuklir bagi stabilitas Timur Tengah dan hubungan antara Iran dan AS.sinpo

Editor: Imantoko Kurniadi
Komentar: