Siswa Bermasalah di Jawa Barat Akan Dibina ke Barak Militer, Ini Kata Komisi I DPR

BeritaNasional.com - Wakil Ketua Komisi I DPR RI Anton Sukartono Suratto menilai, rencana Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang ingin memasukkan anak-anak nakal ke barak militer perlu dipikirkan secara berhati-hati.
“Rencana Pak Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi, memasukkan anak nakal ke barak militer, rencana tersebut perlu dipikirkan secara hati-hati,” kata Anton kepada wartawan, Rabu (30/4/2025).
Bukan tanpa alasan, Anton mengingatkan, pada dasarnya anak-anak memiliki hak-hak terkait kesejahteraan yang diatur dalam UU 4 tahun 1979 dan hak perlindungan anak yang diatur melalui UU nomor 23 tahun 2002.
“Jangan sampai rencana untuk memasukkan anak nakal ke barak militer, justru melanggar hak anak sesuai undang-undang tersebut,” imbuh Anton.
Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Barat ini menyarankan, Dedi Mulyadi juga dapat memikirkan dampak psikologis ke anak dan implikasi hukumnya jika hak dan kebebasan mereka kita batasi.
“Diskusi dengan berbagai pihak penting untuk mencari solusi terbaik,” tegas Anton.
Selain itu, Anton mengakui, disiplin militer bisa bermanfaat namun akar masalah kenakalan remaja itu kompleks sehingga memerlukan solusi yang lebih holistik dengan melibatkan keluarga, sekolah, dan dukungan psikologis.
“Mendisiplinkan anak dengan metode militer bisa mengabaikan akar masalah psikologis dan sosial mereka. Solusi pembinaan seharusnya tetap memperhatikan hak anak, pendidikan inklusif, dan pendekatan yang lebih humanis,” beber Anton.
Meski demikian, Anton menekankan, ide dan usulan dari Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi untuk memasukan anak-anak nakal ke barak militer dapat menjadi titik awal untuk diskusi mendalam mencari solusi paling efektif soal menyelesaikan kenakalan remaja.
“Karena dalam mendidik anak yang dalam masa tumbuh kembang, peran orang tua justru lebih diutamakan. Pendampingan dan bimbingan orang tua seharusnya lebih diutamakan dalam pengasuhan anak,” tandas Anton.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menggulirkan rencana untuk "menyekolahkan" siswa bermasalah di Jabar agar pendidikan di barak militer mulai 2 Mei 2025.
Dedi Mulyadi mengatakan rencana ini adalah pendidikan karakter yang akan mulai dijalankan di beberapa wilayah di Jawa Barat yang dianggap rawan, bekerja sama dengan TNI dan Polri.
"Tidak harus langsung di 27 kabupaten/kota. Kita mulai dari daerah yang siap dan dianggap rawan terlebih dahulu, lalu bertahap," ujar Dedi dikutip dari Antara, Selasa (29/4/2025).
Dedi mengungkapkan tiap siswa akan mengikuti program itu di sekitar 30 hingga 40 barak khusus yang telah disiapkan oleh TNI.
Peserta program, dipilih berdasarkan kesepakatan antara sekolah dan orang tua, dengan prioritas pada siswa yang sulit dibina atau terindikasi terlibat dalam pergaulan bebas maupun tindakan kriminal, untuk diikutkan program pembinaan yang akan berlangsung enam bulan per siswa.
"Selama enam bulan siswa akan dibina di barak dan tidak mengikuti sekolah formal. TNI yang akan menjemput langsung siswa ke rumah untuk dibina karakter dan perilakunya," kata Dedi.
Pembiayaan program akan dilakukan melalui kolaborasi antara Pemprov Jabar dan pemerintah kabupaten/kota yang terlibat.
Selain fokus pada siswa, Dedi turut memperhatikan kesejahteraan dan kualitas guru, termasuk proses rekrutmen yang menurutnya harus dilakukan secara transparan dan profesional.
"Ke depan, guru di Jabar harus memiliki karakteristik yang terstandar serta mengikuti pelatihan karakter," tutur dia
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
EKBIS | 1 hari yang lalu
EKBIS | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu
HUKUM | 1 hari yang lalu
TEKNOLOGI | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu