Perkembangan dan Penanganan Bencana, 6 Mei 2025

BeritaNasional.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) secara berkelanjutan memantau dan menyampaikan informasi terkini terkait berbagai kejadian bencana yang melanda sejumlah wilayah di Indonesia pada minggu pertama Mei 2025.
Beberapa peristiwa hidrometeorologi signifikan telah memberikan dampak terhadap kehidupan masyarakat serta infrastruktur, dan saat ini penanganan intensif sedang diupayakan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) beserta pihak-pihak terkait di lapangan.
1. Bencana tanah bergerak melanda wilayah Kecamatan Cisarua, Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat pada Minggu (4/5), sekitar pukul 04.00 WIB. Peristiwa ini dipicu hujan berintensitas tinggi di Desa Cisalak, yang menyebabkan ancaman longsor yang membahayakan pemukiman warga di sekitar lokasi terdampak.
Akibat kejadian ini, sebanyak 20 Kepala Keluarga (KK), 51 jiwa telah dievakuasi dan mengungsi di Aula GOR Cisalak demi menjaga keselamatan. Selain itu, terdapat 17 unit rumah yang berada di area rawan yang terancam tergerus apabila terjadi longsor susulan.
Akses jalan penghubung antara Desa Cisalak dan Marasa juga terdampak material longsor dan untuk sementara ditutup total guna mencegah risiko lebih lanjut.
Sebagai tindak lanjut dari kejadian tersebut, Tim BPBD Kabupaten Sumedang bersama unsur terkait telah bergerak cepat untuk melakukan asesmen, evakuasi, dan koordinasi di lapangan. BPBD juga merekomendasikan pengkajian lanjutan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) untuk memonitor perkembangan pergerakan tanah.
Evakuasi dilakukan bersama oleh BPBD, aparat desa, TNI, Polri, PMI, serta TAGANA Dinas Sosial Kabupaten Sumedang, dengan dukungan langsung dari Bupati Kabupaten Sumedang yang turut hadir di lokasi.
2. Di wilayah lain Provinsi Jawa Barat, tepatnya pada hari Minggu, (4/5) sekitar pukul 04.00 WIB, hujan dengan intensitas tinggi mengakibatkan banjir yang melanda Perumahan Citra Mulia, yang terletak di Desa Cibarusah Kota, Kecamatan Cibarusah, Kabupaten Bekasi. Hujan lebat yang mengguyur kawasan tersebut menyebabkan sungai dan saluran air meluap, menggenangi area permukiman.
Dampak dari banjir tersebut 108 KK yang terpaksa menghadapi kerugian materiil akibat sekitar 108 unit rumah yang terendam. Dalam merespons bencana ini, (BPBD) Provinsi Jawa Barat langsung melakukan koordinasi dengan BPBD Kabupaten Bekasi serta aparat setempat.
Tim BPBD melakukan penilaian (assessment) di lokasi untuk mengevaluasi dampak dan memastikan penanganan yang tepat. Selain itu, upaya penyedotan air menggunakan alat pompa alkon juga dilakukan untuk mempercepat proses pengurangan genangan air.
Selaras dengan upaya penanganan yang dilakukan oleh pihak berwenang, Gubernur Provinsi Jawa Barat telah menetapkan status Siaga Darurat Bencana Banjir, Banjir Bandang, Cuaca Ekstrem, Gelombang Ekstrem, Abrasi, serta Tanah Longsor, dengan nomor keputusan 360/Kep.580-BPBD/2024, yang berlaku sejak 8 Oktober 2024 hingga 31 Mei 2025.
Langkah ini diambil sebagai respons terhadap potensi bencana yang berkelanjutan mengingat cuaca ekstrem yang masih berpotensi terjadi di wilayah tersebut.
Kondisi terkini Selasa, (6/5) menunjukkan perkembangan yang positif dengan air yang mulai surut secara perlahan. Meskipun demikian, proses pemulihan dan evaluasi lebih lanjut akan terus dilakukan guna memastikan keselamatan warga dan mempercepat upaya perbaikan infrastruktur yang rusak akibat bencana banjir ini.
3. Berpindah ke Provinsi Kalimantan Timur, tepatnya di Kabupaten Berau. Pada Sabtu (3/5), hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah Kabupaten Berau sekitar pukul 02.00 WIB, memicu banjir meluas di sejumlah kecamatan.
Banjir ini berdampak pada ribuan warga dan menyebabkan kerusakan pada infrastruktur dan fasilitas umum di wilayah terdampak. Banjir melanda 5 kecamatan dan 9 kampung/desa, dengan dampak terparah di Kecamatan Sambaliung, Kabupaten Berau, tercatat 792 KK terdampak di Kampung Tumbit Dayak. Kerugian materiil akibat banjir ini meliputi kerusakan pada sejumlah fasilitas publik, antara lain 5 unit fasilitas pendidikan, 2 unit fasilitas ibadah, dan 2 unit jembatan yang turut terdampak. Data rumah terdampak masih dalam proses pendataan oleh tim di lapangan.
Sebagai respons terhadap situasi ini, BPBD Kabupaten Berau telah melakukan evakuasi warga ke tempat yang lebih aman, mendirikan tenda posko, serta mendistribusikan pangan dan makanan siap saji. Pihak berwenang juga mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap potensi bahaya hewan buas, seperti buaya, yang biasa ditemukan di wilayah sungai terdampak.
Seiring dengan langkah-langkah penanganan yang terus dilakukan, pemerintah daerah Bersama relawan dan unsur terkait terus memantau perkembangan di lapangan. Hingga Senin (5/5), meskipun genangan air mulai surut, pemantauan dan penanganan intensif akan terus dilakukan untuk memastikan situasi kembali normal.
Sementara itu, Senin (5/5), sekitar pukul 14.00 WITA, wilayah Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo, diterjang oleh angin puting beliung yang berdampak pada sejumlah daerah. Angin puting beliung melanda dua desa di Kecamatan Telaga Biru, Kabupaten Gorontalo, yaitu Desa Timuato dan Desa Pentadio Timur. Dampak dari kejadian ini menyebabkan kerusakan signifikan di kawasan tersebut, dengan total 65 KK atau 248 jiwa yang terdampak, terdiri dari 22 KK, 81 jiwa di Desa Timuato dan 43 KK,167 jiwa di Desa Pentadio Timur.
Sebanyak 22 KK, 81 jiwa terpaksa mengungsi di Puskesmas Pembantu (Pustu) Desa Timuato untuk sementara waktu.
Upaya pemulihan dan bantuan telah dilaksanakan dengan melibatkan berbagai pihak terkait. BPBD Kabupaten Gorontalo bersama TNI, Polri, pemerintah kecamatan dan desa terdampak, serta instansi terkait lainnya berkoordinasi dalam menangani dampak bencana tersebut.
Masyarakat turut berperan aktif dalam memberikan bantuan dan dukungan. Dalam proses pemulihan, sejumlah kebutuhan mendesak yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat terdampak meliputi makanan, air bersih, popok, serta karpet/tikar untuk tempat tinggal sementara.
BNPB mengimbau masyarakat di wilayah terdampak untuk tetap waspada, mengikuti arahan petugas di lapangan, dan selalu memantau informasi resmi dari BNPB, BPBD, maupun instansi terkait guna mengantisipasi potensi bencana
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
HUKUM | 2 hari yang lalu
HUKUM | 2 hari yang lalu
GAYA HIDUP | 1 hari yang lalu
EKBIS | 1 hari yang lalu
POLITIK | 2 hari yang lalu
HUKUM | 2 hari yang lalu
POLITIK | 2 hari yang lalu
GAYA HIDUP | 1 hari yang lalu
EKBIS | 1 hari yang lalu