Terungkap! 71% Pemain Judol Berpenghasilan Kurang dari Rp5 Juta Perbulan

Oleh: Bachtiarudin Alam
Rabu, 07 Mei 2025 | 18:55 WIB
Kepala PPATK Ivan Yustiavandana. (BeritaNasional/Elvis)
Kepala PPATK Ivan Yustiavandana. (BeritaNasional/Elvis)

BeritaNasional.com -  Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) melaporkan data hasil penelusuran aktivitas bisnis ilegal judi online (judol) pada periode Januari-Maret 2025 di Indonesia.

Kepala PPATK Ivan Yustiavandana menyebut selama periode tersebut data pemain judi online di Indonesia bisa mencapai 1 juta orang.

"Jika kita melihat dari total pemain di Kuartal 1, dari Januari sampai Maret 2025 ada 1.066.000 masyarakat yang bermain," ujar Ivan saat konferensi pers di Bareskrim Polri, Rabu (7/5/2025).

Dari total pemain judi online, berhasil terlacak sebanyak 71% di antaranya merupakan masyarakat menengah ke bawah dengan penghasilan kurang dari Rp5 juta per bulan.

"Itu adalah saudara-saudara kita yang memang masih membutuhkan. Sebenarnya penghasilan itu dibutuhkan untuk kepentingan-kepentingan lain," jelasnya.

Masifnya aktivitas judi online di masyarakat, juga terungkap dari data Januari sampai Maret 2025 dengan total uang yang sudah didepositkan pemain untuk bermain judi online mencapai Rp6,2 triliun.

Kendati demikian, jumlah tersebut sudah jauh menurun ketimbang periode Januari sampai Maret 2024 dengan total deposit  judi online mencapai Rp15 triliun. 

"Jadi, masyarakat mendepositokan uang untuk melakukan judi online itu Rp15 triliun di tahun lalu, 3 bulan pertama tahun lalu. Sekarang berhasil ditekan sampai Rp6,2 triliun," tuturnya.

Sementara untuk perputaran uang dari judi online pada kuartal pertama bulan Januari hingga Maret 2025 mencapai angka Rp47 triliun. Angka itu disebut menurun jika dibandingkan kuartal pertama tahun 2024 mencapai angka Rp90 triliun.

"Berhasil kita tekan sampai kurang dari Rp 50 triliun," kata Ivan.

Selain itu, untuk transaksi terkait judi online juga menurun angkanya. Saat ini pada kuartal pertama tercatat ada 39 juta lebih transaksi diprediksi bertambah sampai 160 juta sampai akhir tahun. Sedangkan pada tahun 2024 dengan angka 209 juta transaksi.

"Jadi, jika kita lihat dibandingkan dengan tahun lalu, turunnya itu jauh sekali, lebih dari 80%," tandasnya. sinpo

Editor: Sri Utami Setia Ningrum
Komentar: