Pria di Inggris Dinyatakan Tak Bersalah dalam Kasus Pembunuhan setelah Dipenjara 38 Tahun

Oleh: Tarmizi Hamdi
Rabu, 14 Mei 2025 | 03:00 WIB
Peter Sullivan dinyatakan tak bersalah setelah 38 tahun dipenjara. (Foto/Istimewa)
Peter Sullivan dinyatakan tak bersalah setelah 38 tahun dipenjara. (Foto/Istimewa)

BeritaNasional.com - Setelah menjalani hukuman penjara selama hampir 38 tahun atas kasus pembunuhan seorang wanita, Peter Sullivan akhirnya dibebaskan dan dinyatakan tidak bersalah oleh Pengadilan Banding Inggris baru-baru ini.

Hal tersebut didasarkan pada ditemukannya bukti DNA baru yang merujuk bahwa pria berusia 68 tahun ini tidak bersalah.

Sullivan sebelumnya divonis bersalah atas pembunuhan terhadap seorang pelayan bar berusia 21 tahun bernama Diane Sindall. Korban menjadi korban serangan seksual brutal di Birkenhead, Merseyside, pada 1986 saat berjalan pulang dari tempat kerjanya.

Dilansir dari BBC News pada Selasa (13/5/2025), Komisi Peninjauan Kasus Pidana (CCRC) Inggris, badan hukum yang bertugas menyelidiki potensi kesalahan hukum, membuka kembali kasus Sullivan ke pengadilan banding tahun lalu. 

Langkah ini diambil setelah pengujian terbaru terhadap sampel air mani yang diawetkan dari lokasi kejadian perkara mengungkapkan profil DNA yang mengarah kepada pelaku yang belum teridentifikasi.

Melalui sambungan video dari HMP Wakefield, Sullivan, yang kini berusia 68 tahun, terlihat menangis terharu dan menutup mulutnya dengan tangan saat mendengar putusan bahwa dirinya akan dibebaskan. 

Ia diyakini sebagai korban kesalahan hukum terlama yang masih hidup dalam sejarah hukum Inggris.

Dalam pernyataan yang dibacakan oleh pengacaranya, Sullivan mengatakan bahwa dirinya merasa tenang dan tidak menyalahkan siapa pun atas kesalahan hukuman puluhan tahun yang seharusnya tidak dialaminya. 

"Saya tidak marah, saya tidak sakit hati. Apa yang terjadi kepada saya sangatlah salah, tetapi tidak mengurangi fakta bahwa yang terjadi adalah hilangnya nyawa secara sangat kejam dan mengerikan," ungkapnya yang dikutip dari BBC News pada Selasa (13/5/2025).

Sullivan lantas mengatakan kebenaran adalah hal mutlak yang tidak bisa disembunyikan hingga membuat seseorang merdeka seutuhnya.

"Kebenaran akan memerdekakanmu," tuturnya.

Sementara itu, saudara perempuan Sullivan, Kim Smith, menyatakan bahwa tidak ada yang menang dalam perkara ini. Dia menyampaikan simpatinya kepada keluarga Sindall.

"Mereka telah kehilangan putri mereka, mereka tidak akan mendapatkannya kembali. Kami telah mendapatkan Peter kembali, dan sekarang kami harus mencoba dan membangun kehidupan di sekitarnya lagi. Sangat disayangkan hal ini harus terjadi sejak awal," ucapnya.

Mengapa Kesalahan Hukuman Ini Bisa Terjadi?

Kepolisian Merseyside dan Crown Prosecution Service (CPS) menjelaskan bahwa teknologi untuk menguji sampel air mani belum tersedia pada saat pembunuhan itu terjadi.

Duncan Atkinson KC, yang mewakili CPS, menyatakan pihaknya setuju bahwa bukti DNA yang baru ditemukan membuat kesempatan Sullivan mengajukan persidangan ulang semakin terbuka.

Hakim Agung Inggris Holroyde yang memimpin persidangan bersama hakim Goss dan hakim Bryan di Royal Courts of Justice di London membatalkan putusan bersalah tersebut. 

Ia menyatakan bahwa mereka tidak ragu bahwa adalah perlu dan bijaksana demi kepentingan keadilan untuk menerima bukti DNA baru tersebut.

"Berdasarkan bukti-bukti itu, mustahil untuk menganggap hukuman terdakwa aman," kata Holroyde.

Ia menambahkan bahwa luka-luka pada korban jelas mengarah pada aspek seksual dari serangan terhadap Sindall. Kesimpulannya adalah air mani tersebut ditinggalkan oleh pembunuh yang sebenarnya, bukan milik Sullivan.

"Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa lebih dari satu orang terlibat dalam pembunuhan tersebut, dan tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa air mani mungkin telah menetes selama aktivitas seksual yang dilakukan atas dasar suka sama suka," lanjutnya.

Kronologi Kejadian Pembunuhan Sindall

Sindall yang bekerja sebagai penjual bunga namun juga bekerja paruh waktu di bar untuk menabung biaya pernikahannya, diyakini kehabisan bensin saat berkendara pulang dari shift kerjanya di pub Wellington di Bebington, Wirral, tak lama setelah tengah malam pada 2 Agustus 1986.

Detektif meyakini bahwa ia sedang berjalan menuju garasi yang buka 24 jam atau halte bus di Borough Road di Birkenhead ketika ia diserang dan diseret ke sebuah gang. Ia menderita pukulan berulang kali di kepala yang menyebabkan kematiannya, dan juga mengalami luka-luka termasuk bekas gigitan dan luka sayatan.

Sehari setelah pembunuhannya, pakaiannya ditemukan terbakar di Bidston Hill. Sullivan menjadi tersangka setelah saksi mata melaporkan melihat seorang pria yang mereka kenali sebagai "Pete" berlari keluar dari semak-semak di dekat lokasi kebakaran.sinpo

Editor: Tarmizi Hamdi
Komentar: