Belajar dari Insiden Garut, Komisi I Usul Instalasi Militer Jauh dari Warga Sipil

Oleh: Ahda Bayhaqi
Rabu, 14 Mei 2025 | 22:17 WIB
Polisi mengidentifikasi jenazah korban ledakan saat pemusnahan amunisi di Garut. (BeritaNasional/Istimewa)
Polisi mengidentifikasi jenazah korban ledakan saat pemusnahan amunisi di Garut. (BeritaNasional/Istimewa)

BeritaNasional.com -  Ketua Komisi I DPR RI Utut Adianto usul instalasi militer harus jauh dari pemukiman warga sipil. Hal ini bertujuan untuk mencegah masyarakat sipil menjadi korban kegiatan militer. 

Hal itu menjadi pembelajaran dari insiden pemusnahan amunisi di Garut, Jawa Barat yang menewaskan 13 orang termasuk warga sipil.

"Malah kalau hemat saya ke depan itu kita perbaiki misalnya TNI itu harus jauh dari masyarakat sipil," ujar Utut di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (14/5/2025).

Utut mencontohkan Mabes TNI yang area luarnya dipenuhi warung milik masyarakat. Hal ini juga membuat pergerakan pasukan sampai tank sulit karena dipenuhi warung.

"Contoh kalau kamu ke Mabes, depannya udah warung semua. Kalau di Brigif Cilodong, Brigif satu. Itu kalau ada apa-apa di Jakarta pergerakan pasukannya, tanknya mau keluar, nggak bisa, orang depannya warung, pangkalan ojek," kata dia.

Karena itu, pemerintah perlu memikirkan ulang tempat instalasi militer.

Utut mengatakan, di negara lain instalasi militer jauh dari lingkungan sipil dan steril. Ia pun menyinggung peledakan amunisi pernah terjadi insiden sebelumnya.

"Ya kalau di mana-mana, kalau instalasi militer tuh jauh dari rakyat. Bukannya menjauhkan diri, tapi itu untuk daerah yang memang harus steril. Nah ini kan kejadian kayak Garut ini kan karena salah satu contohnya. Saya kan kasih contoh tahun 1984 di Marinir, dulu namanya KKO. Itu meledak, meledaknya tuh berjam-jam. Nah yang paling penting ini (di Garut) harus yang terakhir," ujar Utut.

Sebelumnya, Kepala Dinas Penerangan TNI AD (Kadispenad) Brigjen Wahyu Yudhayana mengatakan kepastian korban itu didapat setelah petugas menyisir lokasi dari ledakan yang terjadi ketika petugas menyusun detonator peledak.

“Secara tiba-tiba terjadi ledakan dari dalam lubang yang mengakibatkan 13 orang meninggal dunia,” kata Wahyu dalam keteranganya.

Sebanyak 13 korban meninggal, empat di antaranya merupakan prajurit TNI, yakni Kepala Seksi Administrasi Pergudangan gudang Pusat Munisi 3 Pusat Peralatan TNI AD, Kolonel Antonius Hermawan; Mayor Anda Rohanda; Kopda Eri Dwi Priambodo; dan Pratu Aprio Setiawan.

Kemudian,sisanya korban dari masyarakat sipil, di antaranya; Iyus Ibing; Erus Setiawan; Iyus (Cimerak); A Toto; Endang; Ipan; Anwar; Agus Jebrag; dan Dadang (Karang Taruna).

 sinpo

Editor: Sri Utami Setia Ningrum
Komentar: