Asyik! Perpurnas Segera Bangun 21 Perpustakaan Standar Nasional

Oleh: Sri Utami Setia Ningrum
Kamis, 15 Mei 2025 | 08:00 WIB
Gedung Perpusnas RI. Perpusnas diganjar penghargaan UNESCO. (BeritaNasional/Oke Atmaja)
Gedung Perpusnas RI. Perpusnas diganjar penghargaan UNESCO. (BeritaNasional/Oke Atmaja)

BeritaNasional.com -  Kabar bahagia bagi kamu yang menjadikan perpustakaan sebagai bagian dari gaya hidup bahkan kebutuhan. Dalam waktu dekat Perpustakaan Nasional (Perpusnas) akan membangun 21 gedung perpustakaan berstandar nasional. Pembangunan ini menggunakan dana alokasi khusus (DAK) fisik tahun 2025. Selain membangun Perpusnas juga akan memerbaiki delapan lokus perpustakaan standar nasional.

Dalam konferensi pers jelang Hari Ulang Tahun (HUT) ke-45 Perpusnas di Jakarta Sekretaris Utama Perpusnas Joko Santoso menyampaikan hal tersebut. Pembangunan itu akan dilakukan di 21 kabupaten dan kota.

"Dengan DAK fisik tahun ini, kita akan membangun gedung layanan perpustakaan lengkap dengan isinya, itu ada di 21 lokus kabupaten/kota dengan standar nasional perpustakaan. Kemudian, juga ada delapan lokus yang kita perluas atau relokasi," katanya. 

Delapan gedung yang diperbaiki tersebut juga akan diperbaiki perlengkapan pendukungnya, seperti teknologi informasi dan komunikasi, juga melengkapi koleksinya agar sesuai dengan standar nasional.

"Total kami akan bangun dan kembangkan di 29 lokus di seluruh Indonesia," ujar dia dilansir Antara, Rabu (14/5/2025).

Ia menerangkan selain DAK fisik, Perpusnas juga mendapatkan dukungan DAK non-fisik untuk kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan penguatan budaya baca dan peningkatan kecakapan literasi, termasuk revitalisasi naskah Nusantara dan pendataan perpustakaan.

"Dari DAK non-fisik tersebut, kita bisa memiliki profil data yang lengkap dari seluruh perpustakaan di Indonesia. DAK non-fisik ini akan menyasar 207 perpustakaan di kabupaten/kota, sehingga di wilayah tersebut akan banyak kegiatan yang berkaitan dengan pembudayaan membaca, kemudian pengembangan konten literasi hingga pekan literasi," paparnya.

DAK non-fisik tersebut bisa digunakan untuk mengidentifikasi naskah-naskah kuno Nusantara yang bisa digerakkan oleh komunitas pernaskahan di tiap daerah untuk mengelola atau alih wahana naskah kuno menjadi bacaan menarik agar dapat diakses seluruh masyarakat.

Joko menegaskan layanan untuk masyarakat tetap tidak berkurang, utamanya dalam rangka peningkatan literasi yang berkualitas dan merata.

"Peningkatan layanan literasi yang berkualitas dan merata ini tidak hanya layanan yang ada di satu wilayah, tetapi juga di seluruh Indonesia, terutama penyediaan akses terhadap bacaan bermutu, juga akses online terhadap buku digital atau e-book," ucapnya. (Antara)

 sinpo

Editor: Sri Utami Setia Ningrum
Komentar: