Amnesty Minta Pramono Dorong Polda Tangguhkan Proses Hukum Mahasiswa Trisakti yang Demo di Balai Kota

BeritaNasional.com - Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia Usman Hamid menemui Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung di Balai Kota pada Kamis (22/5/2025).
Kedatangan dia di sana untuk membahas peristiwa aksi unjuk rasa mahasiswa Trisakti yang dilakukan di Balai Kota pada Rabu (21/5/2025) kemarin. Ia meminta Gubernur DKI Jakarta Pramono mendorong Polda Metro Jaya menangguhkan proses hukum puluhan mahasiswa itu.
"Tentu saya menghormati proses hukum di kepolisian, tapi tadi saya sampaikan juga kepada Pak Pramono, mohon agar Pak Gubernur untuk ikut mendorong penangguhan proses hukumnya," kata Usman kepada wartawan.
Dia mengungkapkan ada 93 mahasiswa yang ditahan akibat aksi unjuk rasa ini. Oleh karena itu, dia berharap Pramono bisa membantu agar proses hukum itu dapat ditangguhkan hingga membebaskan para mahasiswa tersebut.
"Penangkapan tadi malam itu kan banyak sekali, 88 sampai 93 orang. Kalau memang ada mahasiswa yang terbukti melakukan tindakan kekerasan, tentu kami menghormati proses hukumnya," terang dia.
"Tapi bagi mereka yang hanya sekadar menyampaikan aspirasi, mohon agar mereka dibebaskan. Kalau memang ada yang sangat serius, ya proses hukumnya silahkan dilanjutkan, saya menghormati tapi mohon ditangguhkan penahanannya," sambungnya menandasi.
Sebelumnya puluhan mahasiswa Universitas Trisakti menggelar aksi unjuk rasa di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu sore (21/5/2025)
Tanpa membawa atribut demonstrasi, puluhan mahasiswa tersebut mulai memadati kantor Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung pada pukul 16.30 WIB.
Mulanya, mereka berhenti di pintu keluar Balai Kota alias area air mancur atau pintu yang mengarah ke Pendopo Balai Kota. Namun, pintu tersebut ditutup dengan barikade taktis milik aparat kepolisian.
Lantas, aksi mulai ricuh karena sejumlah massa aksi menerobos masuk ke area halaman Balai Kota Jakarta. Pihak keamanan pun langsung menghadang mahasiswa yang hendak masuk.
Keributan pun terjadi dan membuat enam aparat kepolisian mengalami luka-luka akibat dipukul massa aksi. Pihak polisi langsung mengerahkan mobil taktisnya dan menambah jumlah personel untuk berjaga.
Kapolres Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro juga turun tangan dan menegaskan bahwa pihaknya tak mentoleransi aksi anarkis tersebut.
“Tidak ada toleransi untuk kalian yang sudah mukilin anggota saya. Enam anggota saya luka-luka gara-gara kalian,” kata Susatyo dari atas mobil komando.
Meski sempat mereda, situasi kembali ricuh karena beberapa mahasiswa diangkut polisi ke mobil tahanan. Mereka pun kembali saling pukul.
Sekitar pukul 18.30 WIB, sebanyak 85 mahasiswa juga diangkut menggunakan bus Transjakarta ke Polda Metro Jaya.
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
GALERI | 1 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
HUKUM | 1 hari yang lalu
GAYA HIDUP | 1 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu