Sri Mulyani: Konsumsi Rumah Tangga dan Manufaktur Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Oleh: Tim Redaksi
Minggu, 25 Mei 2025 | 22:30 WIB
Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani saat penyampaian Pemerintah terhadap Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal RAPBN Tahun Anggaran 2026. (BeritaNasional/Elvis Sendouw)
Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani saat penyampaian Pemerintah terhadap Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal RAPBN Tahun Anggaran 2026. (BeritaNasional/Elvis Sendouw)

BeritaNasional.com - Pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap stabil di tengah lingkungan global yang bergejolak. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, ekonomi Indonesia tumbuh 4,87% pada Triwulan I-2025 didukung oleh sisi pengeluaran melalui konsumsi rumah tangga dan sektor manufaktur dari sisi produksi.

“Ekonomi Indonesia yang tumbuh di 4,87% tadi didukung oleh konsumsi rumah tangga. Konsumsi rumah tangga itu 54,5% dari total GDP kita, yang masih terjaga mendekati 4,9% atau bahkan 5%, (yaitu) 4,89%,” ungkap Sri Mulyani dikutip dari laman resmi Kemenkeu, Minggu (25/5/2025).

Sementara itu, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) menjadi faktor yang perlu diwaspadai dari sisi pengeluaran. Menkeu menyampaikan pertumbuhannya di Triwulan I hanya 2,12%. Jika dibandingkan dengan tahun 2021 hingga 2024, capaian ini relatif rendah.

“PMTB ini yang perlu untuk kita waspadai karena pertumbuhan di Q1 adalah 2,12%. Kalau dibandingkan empat pembanding tahun sebelumnya, angka ini relatif rendah sehingga memang investment atau PMTB harus ditingkatkan,” jelas dia.

Konsumsi pemerintah dalam hal ini belanja negara mengalami kontraksi 1,38% dibandingkan tahun lalu. Ini karena tahun 2024 Pemerintah memberikan bantuan sosial untuk mengatasi El Nino dan adanya belanja pemilu yang pada tahun 2025 ini tidak ada. Kemudian, dari sisi ekspor tumbuh baik 6,78% dan impor tumbuh 3,96%.

Dari sisi produksi, sektor manufaktur mencatatkan pertumbuhan 4,55%. Lalu, sektor perdagangan dan pertanian tumbuh baik dengan mencatatkan pertumbuhan masing-masing di 5,03% dan 10,52%. 

“Jadi kita lihat tiga sektor terbesar manufaktur, perdagangan, dan pertanian mereka pertumbuhannya relatif stabil diatas 5%, bahkan pertanian melonjak di 10,52%,” jelas Menkeu.

Pertumbuhan komponen produksi lainnya terlihat dari pertumbuhan konstruksi, transportasi, infokom, jasa keuangan, akomodasi makan minum, dan real estate. Sementara sektor pertambangan mengalami kontraksi dan perlu ditingkatkan karena pengaruh harga komoditas.

“Untuk sektor-sektor yang tumbuh positif ini kita memberikan apresiasi,” pungkas dia.sinpo

Editor: Harits Tryan
Komentar: