Jelang Pertemuan di Istanbul, Zelensky Ungkap Rusia Belum Berikan Nota Kesepahaman

Oleh: Tim Redaksi
Senin, 02 Juni 2025 | 10:30 WIB
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. (Foto/Instagram/Zelensky.Official)
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. (Foto/Instagram/Zelensky.Official)

BeritaNasional.com - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyatakan bahwa pihaknya terus mendorong tercapainya gencatan senjata penuh dan tanpa syarat sebagai langkah awal menuju perdamaian yang langgeng. 

Hal ini disampaikan Zelensky dalam keterangan resminya melalui akun X menjelang pertemuan penting yang dijadwalkan berlangsung di Istanbul, Turki, pada Senin mendatang. 

Zelensky mengatakan telah menggelar pertemuan lanjutan bersama Menteri Pertahanan, Menteri Luar Negeri, Kepala Kantor Kepresidenan, kepala intelijen, serta para pimpinan militer Ukraina. 

Agenda pertemuan tersebut membahas langkah-langkah strategis dan harapan realistis Ukraina terhadap proses diplomasi yang tengah berlangsung.

"Kami terus mengusulkan gencatan senjata penuh dan tanpa syarat, beserta semua langkah rasional dan bermartabat yang dapat mengarah pada perdamaian yang langgeng dan dapat diandalkan," ujar Zelensk dikutip, Senin (2/6/2025).

Zelensky menegaskan bahwa proposal perdamaian yang diajukan Ukraina kepada Rusia bersifat logis dan realistis, mencerminkan niat serius Ukraina untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung selama bertahun-tahun.

Namun, menurut Zelensky, hingga kini pihak Rusia belum membagikan dokumen "nota kesepahaman" kepada siapa pun. Dokumen tersebut juga belum diterima oleh pihak Ukraina, Turki selaku tuan rumah, maupun Amerika Serikat sebagai pihak pendukung dalam proses perdamaian.

Meski demikian, Zelensky menegaskan Ukraina akan tetap berupaya semaksimal mungkin untuk mencapai kemajuan dalam jalur menuju perdamaian, meski situasinya belum sepenuhnya kondusif.

"Rusia belum membagikan nota kesepahaman mereka dengan siapa pun — kami tidak memilikinya, pihak Turki tidak memilikinya, dan pihak Amerika juga tidak memiliki dokumen Rusia," jelasnya.sinpo

Editor: Harits Tryan
Komentar: