Petani Jagung Senang, Panen Melimpah, Harga Tinggi, Pasar Bertambah

BeritaNasional.com - Panen Raya Jagung membawa berkah tersendiri bagi petani di Bengkayang, Kalimantan Barat. Serapan hasil panen Bulog sebesar Rp5.500 per kilogram, sangat berarti bagi petani, sebab selama ini mereka biasa menjual kepada pengumpul mandiri di kisaran angka Rp4.000-an per kilogram.
Semisal Yaplem, warga Bengkayang yang sudah 20 tahun menanam jagung. Ia sempat merasa nasibnya tidak pasti, akibat harga jual jagung yang kerap jatuh. “Kini, dengan adanya dukungan pemerintah, saya makin giat menanam jagung,” akunya, saat turut mengikuti kegiatan Presiden Prabowo Subianto menghadiri Panen Raya Jagung Kuartal II 2025 di Bengkayang, Kalimantan Barat, Kamis (5/6/2025).
Mirip dengannya, Andri, juga warga Bengkayang, malah sudah sempat banting stir menjadi penyadap getah karet. “Saya sempat berhenti tanam jagung dan beralih jadi pengumpul karet. Berkat kebijakan Pak Prabowo ini, saya kembali menanam jagung,” katanya.
Sedangkan Supriyanto mengaku sangat terbantu dengan dukungan pemerintah mengajarkan metode baru dalam menanam jagung. Ilmu baru didapat bersamaan dengan bantuan pupuk, bibit, dan alat pertanian, termasuk teknologi dalam memberantas hama. “Jadi hasil saya lebih banyak, kualitas lebih bagus, harga lebih tinggi. Itu yang diekspor ke Malaysia jagung saya,” katanya.
Menurut Tenaga Ahli Utama Kantor Komunikasi Kepresidenan (Presidential Communication Office-PCO) Prita Laura, panen kali ini sekaligus menjadi momentum ekspor perdana ke Malaysia yang dilakukan serentak di Bengkayang, Sumbawa (NTB) dan Gorontalo (Gorontalo). Sebanyak 120 ribu ton jagung diekspor ke Kuching, Malaysia. Permintaan dari Negeri Jiran tersebut mencapai 240 ribu ton jagung per tahun.
Keberhasilan panen raya kali ini berkat sinergi para pihak. Antara lain, TNI AU menyediakan lahan untuk ditanami rakyat, Polri mendampingi petani memaksimalkan hasil, Kementerian Pertanian menyediakan kebutuhan petani, dan Bulog menyerap hasil panen dengan harga baik. dengan adanya kolaborasi para pemangku kepentingan mendukung aktivitas mereka.
“Kini, petani jagung senang, harga lebih tinggi, hasil lebih banyak, pasar lebih luas dengan ekspor” ujar Prita yang menemui langsung sejumlah petani jagung di Bengkayang.
Sebelumnya, saat memberikan sambutan, Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan kebahagiaannya karena produksi pangan di Kuartal II 2025 meningkat hingga 48% dibanding Kuartal I. "Laporan tadi saya terima, kuartal pertama peningkatan produksi kita sudah 48%, hampir 50%. Peningkatannya sekitar 6 juta ton, Kuartal I tahun lalu, sekarang sudah mendekati 9 juta ton," kata Presiden.
Selain itu, ujar Presiden, sebelumnya setiap satu hektar ladang jagung hanya bisa menghasilkan 4 ton. Tahun ini, hasilnya sudah mampu digenjot mencapai 6 hingga 8 ton per 1 hektar lahan.
Atas peningkatan tersebut, Presiden yakin swasembada jagung di Indonesia bisa diraih lebih cepat. Di saat memberikan sambutan, Presiden sempat bertanya langsung kepada Menteri Pertanian, apakah tahun 2026 swasembada jagung bisa dicapai? “Saya diberi jaminan, tahun 2026 kita tidak impor jagung lagi,” kata Presiden.
Presiden menekankan keberhasilan bukan jatuh dari langit, melainkan dari keringat, pikiran, tenaga dan inisiatif kita sendiri dengan hati yang bersih dari semua unsur. “Swasembada pangan adalah kunci dari kemerdekaan. Bangsa tidak merdeka kalau tidak bisa produksi makannya sendiri. Karena itu, perjuangan saya tidak akan tenang sebelum Indonesia swasembada pangan,” tegas Presiden.
GAYA HIDUP | 22 jam yang lalu
GAYA HIDUP | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
EKBIS | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
EKBIS | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
HUKUM | 2 hari yang lalu