Kenali Yuk Dampak Buruk Overthinking bagi Kesehatan

BeritaNasional.com - Apakah Anda pernah sangat sulit tidur karena pikiran yang terus berputar di kepala, memikirkan hal-hal yang telah terjadi atau kekhawatiran akan masa depan?
Fenomena ini dikenal sebagai overthinking, atau berpikir berlebihan, dan sering kali muncul menjelang tidur di malam hari.
Dokter Ray Wagiu Basrowi, pendiri Health Collaborative Center (HCC) mengatakan, overthinking merupakan pola pikir negatif yang terjadi secara berulang dan cenderung muncul saat seseorang berada dalam kondisi tidak sibuk atau tenang.
“Pada siang hari, perhatian kita tersita oleh pekerjaan, aktivitas sekolah, hingga interaksi sosial. Namun saat malam tiba, ketika tubuh bersiap untuk beristirahat, otak justru aktif memproses hal-hal yang tertunda sepanjang hari. Inilah yang memicu overthinking,” ujar dr. Ray.
Dampak overthinking di malam hari
Overthinking bukanlah sekadar kebiasaan berpikir berlebihan. Jika terjadi terus-menerus, kondisi ini bisa berdampak negatif terhadap kesehatan fisik dan mental. Apa dampaknya?
1. Gangguan tidur (Insomnia)
Penelitian menunjukkan bahwa overthinking berkaitan erat dengan gangguan tidur atau insomnia. Pikiran yang terus aktif membuat seseorang sulit tertidur atau tidak mendapatkan kualitas tidur yang baik (Harvey, 2002).
2. Peningkatan risiko gangguan mental
Overthinking kronis dapat meningkatkan risiko gangguan kecemasan (anxiety disorder) dan depresi. Individu yang terus terjebak dalam pola pikir negatif berisiko mengalami stres berkepanjangan yang mengganggu keseimbangan mental.
3. Penurunan produktivitas dan konsentrasi
Kurangnya tidur akibat overthinking menyebabkan tubuh lelah dan sulit fokus pada keesokan harinya. Hal ini berpengaruh langsung terhadap produktivitas kerja maupun aktivitas belajar.
Cara mengatasi overthinking sebelum tidur
1. Terapkan rutinitas malam yang menenangkan
Membatasi penggunaan gadget sebelum tidur, menulis jurnal harian (journaling), atau melakukan meditasi ringan dapat membantu menenangkan pikiran dan mempersiapkan tubuh untuk tidur.
2. Latihan mindfulness dan teknik pernapasan
Teknik mindfulness melatih seseorang untuk fokus pada saat ini dan melepaskan kekhawatiran yang berlebihan. Studi dari Goyal et al. (2014) menunjukkan bahwa mindfulness efektif mengurangi gejala stres dan insomnia.
3. Konsultasi ke profesional kesehatan mental
Jika overthinking sudah mengganggu kualitas hidup, konsultasi dengan psikolog atau psikiater dapat menjadi solusi. Terapi kognitif perilaku (Cognitive Behavioral Therapy/CBT) terbukti efektif dalam mengatasi pola pikir negatif berulang.
4. Tidur dengan pola yang konsisten dan sehat
Menetapkan jadwal tidur yang teratur, menciptakan lingkungan tidur yang gelap, tenang, dan sejuk dapat membantu otak lebih rileks dan mudah tertidur.
Sumber: Antara
PERISTIWA | 1 hari yang lalu
HUKUM | 2 hari yang lalu
HUKUM | 2 hari yang lalu
EKBIS | 1 hari yang lalu
HUKUM | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
DUNIA | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
HUKUM | 1 hari yang lalu
DUNIA | 2 hari yang lalu