Rumah Sakit dan Kampus Asing Boleh Beroperasi di Indonesia, Sinyal Positif Jelang Penandatanganan CEPA RI-Uni Eropa

BeritaNasional.com - Presiden Republik Indonesia (RI) Prabowo Subianto menegaskan Indonesia kini membuka pintu lebar bagi rumah sakit dan klinik asing untuk membuka cabang dan beroperasi di tanah air.
Pernyataan ini disampaikan Presiden Prabowo dalam pertemuannya dengan Presiden Dewan Eropa António Costa di Brussels, Belgia, Minggu (13/7/2025).
Langkah ini sekaligus menjadi sinyal positif menjelang penandatanganan Perjanjian Kerja Sama Ekonomi Komprehensif (CEPA) antara Indonesia dan Uni Eropa yang dijadwalkan pada September 2025.
Dengan adanya perjanjian ini, rumah sakit-rumah sakit dari Eropa diharapkan dapat memperluas jangkauan layanan di Indonesia.
"Dalam dua tahun terakhir, kami telah membuka partisipasi asing di banyak sektor, dan saat ini kami membuka sektor kesehatan. RS asing mana pun, atau institusi kesehatan di luar negeri dapat membuka cabang mereka, atau institusi yang terkait dengan mereka di Indonesia. Kami telah memperbolehkan RS asing buka di Indonesia," kata Prabowo yang dikutip dari Antaranews pada Senin (14/7/2025).
Prabowo menekankan keinginannya untuk melihat lebih banyak keterlibatan Eropa dalam perekonomian Indonesia. Indonesia pun siap masuk perekonomian Eropa.
Bagi Prabowo, Eropa memiliki keunggulan signifikan dalam pengembangan teknologi, ilmu pengetahuan, tata kelola, serta kekuatan finansial dan ekonomi. Di sisi lain, Indonesia kaya akan cadangan mineral dan sumber daya alam langka. Oleh karena itu, Presiden Prabowo yakin CEPA antara Indonesia dan Uni Eropa akan membawa keuntungan timbal balik.
"Kami ingin melihat lebih banyak partisipasi Eropa dalam perekonomian kami, dan kami siap masuk ke dalam perekonomian Uni Eropa. Saya pikir kita punya hubungan yang saling menguntungkan," ujar Presiden Prabowo.
Tidak hanya sektor kesehatan, Presiden Prabowo juga mengungkapkan bahwa kampus-kampus asing saat ini juga diizinkan untuk membuka cabang dan beroperasi di Indonesia.
Selain itu, dia menyampaikan keinginan untuk mengirimkan lebih banyak mahasiswa Indonesia untuk melanjutkan studi di Eropa.
"Kami mengirimkan 3.394 orang mahasiswa setiap tahunnya untuk melanjutkan studi di Eropa, dan hingga saat ini, kami telah membiayai 11.784 mahasiswa (untuk studi di Eropa, red.), dan angka ini di luar mahasiswa yang membiayai sendiri studi mereka di Eropa. Jadi, ini yang disponsori oleh pemerintah, dan kami ingin melihat lebih banyak mahasiswa Indonesia melanjutkan studi di Eropa," kata Presiden Prabowo.
Perundingan CEPA Indonesia dan Uni Eropa sendiri telah rampung dan diumumkan oleh Presiden Prabowo saat jumpa pers bersama Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen di Kantor Komisi Eropa, Gedung Berlaymont, Brussels, Minggu (13/7/2025). Proses negosiasi ini telah berlangsung selama kurang lebih 10 tahun.
Keberhasilan ini disambut positif oleh Presiden von der Leyen dan Presiden Costa, dua pimpinan Uni Eropa yang ditemui Presiden Prabowo di Brussels.
Kedua pertemuan ini merupakan bagian dari rangkaian lawatan luar negeri Presiden Prabowo di Brussels sejak Sabtu (12/7/2025).
PERISTIWA | 1 hari yang lalu
PERISTIWA | 11 jam yang lalu
GAYA HIDUP | 1 hari yang lalu
EKBIS | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 jam yang lalu
HUKUM | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 7 jam yang lalu
POLITIK | 2 hari yang lalu