Tujuan Utama Program MBG, Tingkatkan Kapasitas SDM

BeritaNasional.com - Tenaga Ahli Utama Kantor Kepresidenan (PCO) Fithra Faisal mengatakan, tujuan utama dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) adalah meningkatkan kapasitas dari sumber daya manusia (SDM).
“Memang tujuan utamanya adalah dampak jangka panjang, meningkatkan 'absorptive capacity' (kapasitas penyerapan) dari sumber daya manusia yang mana pada akhirnya bisa menjadi pelumas ekonomi. Jangka menengah-panjang di sisi gizi untuk kemudian meningkatkan kognitif dari siswa,” katanya dalam Diskusi Publik Temuan Hasil Survei Nasional oleh Indonesian Social Survey.
Pemerintah berupaya mendorong program MBG dengan baik agar memberikan dampak positif terhadap masyarakat.
Secara jangka pendek, program itu memberikan efek terhadap pengurangan pengeluaran kebutuhan rumah tangga.
Sebagai contoh, dengan rata-rata masyarakat memiliki dua anak dari setiap orang tua yang berasal dari kalangan kelas menengah dan kelas menengah bawah, mengeluarkan uang untuk makan sebanyak Rp 15 ribu per satu anak. Artinya, sebanyak Rp 30 ribu harus dikeluarkan untuk membeli makan siang kepada anak, dan Rp 600 ribu jika dikalikan 20 hari.
Adanya program MBG dinilai dapat mengurangi sekitar Rp 600 ribu pengeluaran setiap orang per bulan.
“Kenapa belum kelihatan? Pertama, dari sisi 'reach out'-nya yang memang belum 'full blast'. Karena kalau kita lihat, sampai sekarang ini, berdasarkan data, 12-20 juta 'reach'-nya (dari total target 85 juta penerima manfaat dari program MBG) sampai bulan Agustus, dan mungkin bulan depan. Artinya, belum semuanya dapat juga,” kata Fithra.
Kedua, masyarakat tidak merasakan efek uang di dompet atau cash on hand. Program MBG berbeda dari menerima bantuan paket stimulus pemerintah sebesar Rp 24,4 triliun, di antaranya untuk subsidi upah sebesar Rp 10,7 triliun dan bantuan sosial Rp 11,9 triliun pada kuartal II-2025, yang diberikan dalam bentuk tunai, katanya, menegaskan.
“Dia (masyarakat) bisa melihat ada efek uang di dompet, sehingga dia merasa lebih bahagia, dan berdampak ekonomi. Untuk MBG agak berbeda, karena tidak ada efek uang di dompet. Tapi sebenarnya, sudah ada (efeknya), karena dia tidak perlu untuk mengeluarkan uangnya lagi untuk jajan di sekolah, tidak perlu lagi untuk membeli makanan, atau membeli barang-barang,” ujar dia.
Efek positif lainnya dari MBG dalam jangka pendek adalah penambahan sekitar 290 ribu tenaga kerja hingga Agustus 2025. Belum lagi ditambah berbagai program yang mendukung pengembangan kualitas pendidikan seperti renovasi sekolah Rp 757,8 miliar terhadap 800 madrasah dan 11.686 sekolah
“Jadi, tidak hanya siswanya yang dikasih makan, gedungnya itu dibuat lebih bagus, gurunya dibuat lebih berkualitas, sehingga pada akhirnya, kualitas hidup masyarakat, itu bisa meningkat,” ujar Fithra.
Sumber: Antara
HUKUM | 13 jam yang lalu
PERISTIWA | 14 jam yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu
HUKUM | 11 jam yang lalu
HUKUM | 11 jam yang lalu
HUKUM | 10 jam yang lalu
HUKUM | 15 jam yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu
POLITIK | 1 hari yang lalu
TEKNOLOGI | 1 hari yang lalu