Mendagri Tito Instruksikan Pemda Tekan Inflasi Lewat Operasi Pasar Beras

Oleh: Tim Redaksi
Jumat, 05 September 2025 | 17:09 WIB
Bahan Pokok di salah satu pasar di Jakarta. (BeritaNasional/Oke Atmaja).
Bahan Pokok di salah satu pasar di Jakarta. (BeritaNasional/Oke Atmaja).

BeritaNasional.com - Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian meminta seluruh kepala daerah serius menjaga stabilitas harga bahan pangan, terutama beras, sebagai langkah konkret menekan inflasi agar tidak melewati batas 3,5 persen.

“Kalau harga pangan terjangkau, inflasi akan turun,” kata Tito dalam keterangan persnya di Jakarta, Jumat (5/9/2025).

Arahan ini disampaikan Tito dalam forum Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Harga Beras di 214 Daerah. Acara tersebut juga dihadiri Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Kepala Bulog Mayjen TNI (Purn) Ahmad Rizal Ramdhani, Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi, serta jajaran pejabat daerah dari seluruh Indonesia.

Dalam kesempatan itu, Tito menjelaskan bahwa tingkat inflasi tahunan dari Agustus 2024 hingga Agustus 2025 berada di angka 2,31 persen. Bahkan dari bulan Juli ke Agustus 2025, tercatat deflasi sebesar -0,08 persen, yang menunjukkan tren positif.

Operasi Pasar Minimal Dua Kali Sebulan

Untuk menjaga harga tetap terkendali, Tito mendorong pemerintah daerah rutin menggelar operasi pasar minimal dua minggu sekali. Operasi ini menggunakan beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) dari stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang dikelola Bulog.

Adapun target penyaluran beras SPHP untuk periode Juli–Desember 2025 ditetapkan sebesar 1,3 juta ton. Harga jualnya dibagi berdasarkan tiga zona wilayah:

  • Zona 1 (Jawa, Lampung, Sumsel, Bali, NTB): Rp12.500/kg
  • Zona 2 (Sumatera, NTT, Kalimantan): Rp13.100/kg
  • Zona 3 (Maluku dan Papua): Rp13.500/kg

Tito menegaskan, distribusi beras SPHP harus menyasar masyarakat miskin, terutama di 214 daerah yang masih mencatat kenaikan harga beras.

“Kalau bisa, beras SPHP ini ditujukan untuk rakyat miskin. Ini bisa menjadi pendingin bagi daerah yang masih panas karena demonstrasi kemarin,” ujarnya.

Ia juga mendorong agar kepala daerah segera berkoordinasi dengan Bulog untuk menggunakan skema kontinjensi—yaitu sistem penyaluran beras di mana pembayaran dilakukan setelah beras terjual ke masyarakat.

Harga Beras Mulai Turun, Tapi Komoditas Lain Perlu Diwaspadai

Tito menyebut bahwa kebijakan ini mulai menunjukkan hasil. Di minggu keempat Agustus, tercatat penurunan harga beras di 58 kabupaten/kota.

Namun, ia tetap mengingatkan pemda agar tidak lengah, sebab masih ada sejumlah komoditas pangan yang mengalami lonjakan harga, seperti cabai merah, cabai rawit, dan bawang putih.sinpo

Editor: Imantoko Kurniadi
Komentar: