Pidato di PBB, Prabowo: Indonesia Kini Swasembada Beras

Oleh: Lydia Fransisca
Rabu, 24 September 2025 | 12:16 WIB
Presiden Prabowo Subianto berpidato di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa. (Foto/BPMI)
Presiden Prabowo Subianto berpidato di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa. (Foto/BPMI)

BeritaNasional.com - Presiden Prabowo Subianto mengumumkan, Indonesia telah mencapai swasembada beras di bawah kepemimpinannya. 

Dengan capaian itu, Indonesia kini mulai mengekspor beras ke sejumlah negara yang membutuhkan, termasuk Palestina.

“Kami kini swasembada beras dan mulai mengekspor ke negara lain yang membutuhkan, termasuk Palestina," kata Prabowo dalam pidatonya di Sidang Majelis Umum PBB ke-80, di New York, Amerika Serikat, Selasa (23/9/2025).

"Kami membangun rantai pasok pangan yang tangguh, memperkuat produktivitas petani, dan berinvestasi dalam pertanian cerdas-iklim untuk menjamin ketahanan pangan generasi mendatang,” tambah dia.

Prabowo berujar, Indonesia menargetkan dalam beberapa tahun mendatang bisa menjadi lumbung pangan dunia melalui penguatan produksi pangan nasional.

Selain soal pangan, Prabowo juga menyoroti krisis iklim global. Ia mencontohkan dampak nyata perubahan iklim di Indonesia, salah satunya naiknya permukaan laut di pantai utara Jakarta.

“Di pantai utara Ibu Kota kami, permukaan laut naik lima sentimeter setiap tahun. Bisakah Anda bayangkan sepuluh tahun lagi? Dua puluh tahun lagi?" ucap Prabowo.

Maka dari itu, pemerintah sedang membangun Giant Sea Wall atau tanggul laut raksasa hampir sepanjang 500 kilometer dari Banten hingga Jawa Timur sebagai upaya melindungi pesisir dari ancaman banjir rob.

"Karena itu, kami terpaksa membangun tanggul laut sepanjang 480 kilometer. Mungkin butuh 20 tahun, tetapi kami harus memulainya sekarang,” jelas Prabowo.

Lebih lanjut, Prabowo menegaskan komitmen Indonesia terhadap Perjanjian Paris (Paris Agreement) untuk mencapai target emisi nol bersih (net zero emissions) pada 2060. 

Sejumlah langkah yang ditempuh antara lain reforestasi lebih dari 12 juta hektare hutan terdegradasi, pengurangan deforestasi, pemberdayaan masyarakat melalui lapangan kerja hijau, serta percepatan transisi menuju energi terbarukan.

“Mulai tahun depan, sebagian besar kapasitas pembangkit listrik baru kami akan berasal dari energi terbarukan,” tandasnya.sinpo

Editor: Harits Tryan
Komentar: