Gen Z di Pusaran Materi dan Gaya Hidup: Antara Hemat atau Digerus FOMO

BeritaNasional.com - Generasi Z (Gen Z) dikenal akrab dengan teknologi punya ekspresi diri yang kuat, dan cepat mengikuti tren.
Namun, mereka sering dihadapkan pada dilema: apakah harus berhemat demi masa depan, atau menikmati hidup sekarang meski harus mengorbankan tabungan akibat FOMO (Fear of Missing Out)?
Tekanan dari Media Sosial sebagai Pemicu
Aktivitas men-scroll media sosial sering kali menjadi pemicu utama gaya hidup konsumtif. Foto teman yang tengah nongkrong di kafe estetik, pamer outfit baru, atau menonton konser artis dunia dapat membuat Gen Z merasa ketinggalan jika tidak ikut serta. Tak jarang, demi mengabadikan momen untuk unggah ke feed Instagram atau TikTok, tabungan pun rela dikorbankan.
Dari Konser hingga Godaan Belanja Daring
Contoh paling nyata dari fenomena ini adalah konser musik. Tiket yang bernilai jutaan rupiah sering habis dalam hitungan menit. Banyak anak muda rela antre dan menguras tabungan demi bisa menyaksikan idola secara langsung. Belum lagi godaan belanja daring (online): flash sale, midnight sale, hingga koleksi limited edition yang membuat hasrat untuk segera menyelesaikan transaksi (check out) tidak tertahankan.
Munculnya Kesadaran Finansial
Meskipun demikian, tidak semua Gen Z larut dalam arus FOMO. Banyak juga yang mulai lebih peduli pada keuangan. Penggunaan aplikasi pencatat pengeluaran, investasi saham atau reksa dana, hingga pekerjaan sampingan (side hustle) melalui freelance atau bisnis daring menjadi bukti bahwa generasi ini memiliki kesadaran finansial yang lebih baik dibandingkan generasi sebelumnya di usia yang sama.
Antara Self-Reward dan Menabung untuk Masa Depan
Fenomena ini menunjukkan bahwa Gen Z berada di persimpangan jalan: di satu sisi mereka ingin menikmati hidup dengan prinsip YOLO (You Only Live Once), tetapi di sisi lain mereka sadar akan pentingnya menabung untuk masa depan. Pilihan mana pun sah saja, asalkan dijalani dengan seimbang dan penuh pertimbangan.
Pada akhirnya, Gen Z bisa membuktikan bahwa bergaya tetap bisa sejalan dengan keuangan yang sehat. Kuncinya ada pada prioritas: tahu kapan waktunya ikut tren, dan kapan harus menahan diri.
Dengan begitu, mereka dapat tetap menikmati momen kekinian tanpa mengorbankan masa depan.
(Rep/ Sisilia)
GAYA HIDUP | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu
EKBIS | 13 jam yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
HUKUM | 1 hari yang lalu
TEKNOLOGI | 1 hari yang lalu
POLITIK | 1 hari yang lalu