Gunakan Nomor Nigeria, Peneror Bom Sekolah di Banten Minta USD 30.000 Bitcoin

Oleh: Kiswondari
Rabu, 08 Oktober 2025 | 07:00 WIB
Peneror bom sekolah di Banten minta USD 30.000 Bitcoin (Istimewa)
Peneror bom sekolah di Banten minta USD 30.000 Bitcoin (Istimewa)

BeritaNasional.com -  Tak hanya mengirimkan pesan ancaman bom kepada dua sekolah internasional di Tangerang dan Tangerang Selatan (Tangsel), Banten, peneror bom juga meminta uang tebusan senilai USD 30.000 dalam bentuk Bitcoin.

Hal ini diketahui berdasarkan pesan yang dikirimkan peneror kepada masing-masing pengelola sekolah internasional tersebut. Pesan berbahasa Inggris ini dikirimkan melalui WhatsApp dengan kode nomor Nigeria (+234) dan surat elektronik (email).

"Hey, a message for everyone. We have bombs are set to go off in 45mins. If you do not agree to pay us $30.000 to our bitcoin address below: 17TbLtoK4kojSn4sSogJuZgRzv-Tx1Qi4XT (Pesan ini untuk semua orang, kita telah memasang bom di sekolah kalian dengan waktu mundur 45 menit. Jika kalian tidak bersedia membayar USD 30.000 ke akun bitcoin kami)," tulis peneror bom.

Peneror mengancam akan langsung meledakkan bom tersebut jika keinginan mereka tidak dipenuhi, dan atau menghubungi polisi.

"If you do not send the money! We will blow up device immediately. Call the Police, We will blow up device at he spot. (Jika kalian tidak kirim uangnya, kami akan ledakan bomnya segera. Jika menelepon polisi, kami akan ledakan bomnya)," ancam peneror bom.

Dua sekolah yang mendapat ancaman tersebut, yakni Jakarta Nanyang School Pagedangan, Kabupaten Tangerang dan Mentari Internasional School (MIS), Kota Tangsel, Banten.

Menanggapi ancaman tersebut, Polres Tangerang Selatan (Tangsel), Polda Metro Jaya bersama Gegana Polda Metro Jaya, langsung melakukan penyelidikan dengan menerjunkan personel untuk menyisir dua lokasi sekolah tersebut.

"Itu pesan disampaikan ke WhatsApp maupun email ke pihak manajemen kedua sekolah itu," ujar Kapolres Tangsel, Victor Inkiriwang, di Tangerng, Selasa.

Menurut Victor, bunyi ancaman tersebut dikirim kedua sekolah internasional itu dengan nomor yang sama. Saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengungkap kasus ini.

"(Ancaman) Dari nomor yang sama. Kami melakukan langkah-langkah penyelidikan secara intensif untuk mengungkap pelaku yang mengirimkan pesan teror bom ini. Nanti kita akan sampaikan hasilnya," ujarnya.

Menurut dia, polisi saat ini telah menyisir dan memeriksa kondisi keamanan dari dua sekolah internasional tersebut. Namun, hasilnya tidak ditemukan bahan peledak atau bom dan sejenisnya di dua sekolah tersebut.

"Hasilnya tidak ditemukan bahan peledak atau bom dan sejenisnya di Sekolah Mentari Interkultural School dan Jakarta Nanyang School. Ancaman itu dikirim melalui WhatsApp dan email," ungkap Victor.

Sumber: Antara
 sinpo

Editor: Kiswondari
Komentar: