Mendagri Ungkap Perilaku Lancung Pemda Boroskan Anggaran

Oleh: Sri Utami Setia Ningrum
Rabu, 08 Oktober 2025 | 08:30 WIB
Mendagri Tito Karnavian saat diwawancarai. (BeritaNasional/Bachtiarudin Alam)
Mendagri Tito Karnavian saat diwawancarai. (BeritaNasional/Bachtiarudin Alam)

BeritaNasional.com -  Perilaku lancung memanipulasi data yang berimbas pada kebocoran anggaran masih terus terjadi. Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian dalam satu kesempatan mengungkap tindakan yang disebutnya sebagai pemborosan tersebut. Ia bahkan menyebut tindakan boros itu banyak dilakukan oleh pemerintah daerah (pemda).

Ia mengungkap salah satu cara yang kerap dilakukan yakni dengan memerbanyak agenda rapat dan perjalanan dinas (perjadin).

Padahal, pemerintah pusat telah menegaskan berkali-kali meminta dilakukan efisiensi belanja daerah. Efisiensi itu bersifat wajib.

"Efisiensi belanja wajib dilakukan bukan sengaja jadi pemborosan. Banyak sekali pemborosan-pemborosan terjadi. Kalau belanja pegawai aman masih harus dibayar," terangnya.

Mantan Kapolri ini kemudian memaparkan siasat yang dilakukan dalam pemborosan itu yakni dengan menggelembungkan jumlah perjalanan dinas atau rapat dari yang seharusnya dilaksanakan.

"Belanja birokrasi, belanja operasional pegawai kami lihat banyak sekali juga terjadi pemborosan. Rapat-rapat yang tidak penting cukup dua kali, dibuat 10 kali. Kemudian juga perjalanan dinas ya mungkin cukup 4 kali dibikin mungkin 20 kali," jelasnya

Tito yang hadir memberikan materi Peluncuran Masterplan Produktivitas Nasional di Kantor Bappenas Jakarta Pusat, Selasa (7/10/2025) juga mengatakan ada biaya dengan anggaran terbatas namun dengan mudah ditambah atau dinaikan nilai anggarannya.

"Ada biaya pemeliharaan dan perawatan yang sebenarnya terbatas anggarannya tetapi kemudian dinaikkan"

Tetapi tidak semua daerah demikian. Beberapa kepala daerah dengan serius melakukan efisiensi dan mengalihkan anggaran itu untuk program yang sangat diperlukan masyarakat.

"Daerah ada banyak yang mengeluh tapi ada juga daerah yang bisa melakukan itu dengan baik. Contohnya adalah Kabupaten Lahat," ungkapnya.

Bupati Lahat melakukan penyisiran anggaran yang seharusnya dialokasikan untuk pembiayaan birokrasi, tetapi ia alihkan anggaran itu untuk pembangunan irigasi.

sinpo

Editor: Sri Utami Setia Ningrum
Komentar: