Prabowo Paparkan Strategi Kemandirian Ekonomi Nasional di Acara Forbes Global CEO Conference

Oleh: Lydia Fransisca
Kamis, 16 Oktober 2025 | 07:42 WIB
Presiden Prabowo (Foto/Sekretariat Presiden)
Presiden Prabowo (Foto/Sekretariat Presiden)

BeritaNasional.com - Presiden Prabowo Subianto menegaskan pentingnya kemandirian dan keberanian Indonesia dalam memperkuat fondasi ekonomi nasional. 

Hal itu disampaikan dalam sesi dialog bertajuk “A Meeting of Minds” pada ajang Forbes Global CEO Conference 2025 yang digelar di Hotel The St. Regis, Jakarta, Rabu (15/10/2025).

Dalam forum tersebut, Prabowo menyampaikan bahwa pemerintah tengah berupaya memperluas kesempatan kerja dan memperkuat daya saing ekonomi nasional di tengah ketidakpastian global.

Salah satu langkah konkret, kata Presiden, adalah memberikan pengampunan bagi utang lama petani dan pelaku usaha kecil yang sudah tidak realistis untuk ditagih.

"Saya memanggil beberapa bankir, kami berdiskusi. Dan pada dasarnya saya memahami bahwa sebenarnya di bank, setelah 25 tahun, sebagian besar utang itu sudah dihapuskan dalam pembukuan bank,” kata Prabowo.

Selain itu, Kepala Negara juga menyoroti capaian tim ekonomi pemerintah yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. 

Salah satunya melalui penyelesaian Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) antara Indonesia dan Uni Eropa, yang dinilai sebagai langkah penting memperluas akses pasar ekspor.

"Saya juga menyaksikan penandatanganan CEPA dengan Kanada dan saya pikir kita semakin berupaya menjalin kesepakatan seperti ini dengan banyak pasar lain, termasuk Amerika Latin, RCEP, dan CPTPP, dan sebagainya,” ucap Prabowo.

Presiden Prabowo juga menyoroti kebijakan domestik yang mendorong pertumbuhan ekonomi, salah satunya melalui program Makan Bergizi Gratis (MBG). Program tersebut, kata dia, telah menciptakan dampak ekonomi langsung bagi masyarakat.

"Bahkan dengan program makan gratis ini saja, kami sudah menciptakan langsung 1,5 juta lapangan kerja, langsung. Ada 30.000 dapur, masing-masing mempekerjakan 50 orang. Dengan dua atau tiga shift, jadi 50 orang kali 30.000, itu 1,5 juta,” ungkap Presiden.

Ia menjelaskan, efek berantai dari program tersebut juga memperkuat sektor wirausaha lokal dan konsumsi masyarakat. 

Selain itu, pemerintah juga tengah menata ulang badan usaha milik negara (BUMN) agar lebih efisien dan kompetitif.

“Jadi saya telah memberikan arahan kepada Ketua Danantara untuk merasionalisasi semuanya, mengurangi jumlah BUMN dari sekitar 1.000 menjadi angka yang lebih rasional, mungkin 200, atau 230, 240, dan kemudian menjalankannya dengan standar internasional,” tandasnya.


 sinpo

Editor: Dyah Ratna Meta Novia
Komentar: