DPR Bersama KWP Gelar Diskusi Bahas Tradisi dan Modernitas Pesantren

Oleh: Elvis Sendouw
Kamis, 16 Oktober 2025 | 19:07 WIB
Dialektika Demokrasi dengan tema “Antara Tradisi dan Modernitas: Mampukah Pesantren Bertahan di Tengah Gempuran Globalisasi?”. (BeritaNasional/Elvis Sendouw) Dialektika Demokrasi dengan tema “Antara Tradisi dan Modernitas: Mampukah Pesantren Bertahan di Tengah Gempuran Globalisasi?”. (BeritaNasional/Elvis Sendouw) Dialektika Demokrasi dengan tema “Antara Tradisi dan Modernitas: Mampukah Pesantren Bertahan di Tengah Gempuran Globalisasi?”. (BeritaNasional/Elvis Sendouw) Dialektika Demokrasi dengan tema “Antara Tradisi dan Modernitas: Mampukah Pesantren Bertahan di Tengah Gempuran Globalisasi?”. (BeritaNasional/Elvis Sendouw) Dialektika Demokrasi dengan tema “Antara Tradisi dan Modernitas: Mampukah Pesantren Bertahan di Tengah Gempuran Globalisasi?”. (BeritaNasional/Elvis Sendouw) Dialektika Demokrasi dengan tema “Antara Tradisi dan Modernitas: Mampukah Pesantren Bertahan di Tengah Gempuran Globalisasi?”. (BeritaNasional/Elvis Sendouw) Dialektika Demokrasi dengan tema “Antara Tradisi dan Modernitas: Mampukah Pesantren Bertahan di Tengah Gempuran Globalisasi?”. (BeritaNasional/Elvis Sendouw)
Dialektika Demokrasi dengan tema “Antara Tradisi dan Modernitas: Mampukah Pesantren Bertahan di Tengah Gempuran Globalisasi?”. (BeritaNasional/Elvis Sendouw)

BeritaNasional.com -  Koordinatoriat Wartawan Parlemen (KWP) bekerja sama dengan Biro Pemberitaan DPR RI menggelar diskusi Dialektika Demokrasi dengan tema “Antara Tradisi dan Modernitas: Mampukah Pesantren Bertahan di Tengah Gempuran Globalisasi?” di  Ruang PPIP Gedung Nusantara I Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta. Kamis (16/10/2025). Tampil sebagai pembicara Anggota DPR Fraksi PKB  Habib Syarief Muhammad, Anggota Fraksi PKB DPR RI Maman Imanul Haq,  Pengamat/praktisi pendidikan, Iman Zanatul dan Moderator Anggota KWP M. Munif. Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Habib Syarief Muhammad menilai tayangan Trans7 yang menyorot kehidupan pesantren tidak menggambarkan realitas yang sebenarnya. Ia menyebut, laporan tersebut bersifat parsial dan gagal memahami nilai-nilai luhur yang menjadi dasar kehidupan pesantren di Indonesia. (BeritaNasional/Elvis Sendouw)sinpo

Editor: Elvis Sendouw
Komentar: