Pramono Anung: Dampak Ledakan SMAN 72 Buat Siswa Minta Pindah Sekolah

Oleh: Bachtiarudin Alam
Minggu, 16 November 2025 | 14:40 WIB
Lokasi ledakkan di SMA 72 (Foto/Istimewa)
Lokasi ledakkan di SMA 72 (Foto/Istimewa)

BeritaNasional.com - Dampak insiden ledakan di SMAN 72 Jakarta ternyata telah membuat siswa tidak nyaman dalam menjalani proses belajar-mengajar di sekolah tersebut. Bahkan, ada dari beberapa siswa mengajukan permohonan pindah sekolah.

Demikian temuan itu disampaikan langsung Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung setelah berbincang langsung dengan Kepala SMAN 72 usai kejadian ledakan.

"Ternyata dampaknya juga di luar dugaan saya, banyak siswa yang kemudian minta pindah sekolah," kata Pramono kepada wartawan di Jakarta Pusat, Minggu (16/11/2025).

Atas kondisi ini, Pramono menegaskan pihaknya akan menyiapkan langkah pendampingan psikologis agar para siswa tidak semakin tertekan, akibat insiden ledakan tersebut.

"Nah, inilah yang juga menjadi pikiran. Saya sudah minta kepada sekolah dan termasuk Ibu Kepala Dinas, ini dirumuskan secara baik. Karena saya enggak mau kemudian dampaknya sampai panjang, begitu kan," ucap dia.

Disisi lain, Pramono mengatakan masa pembelajaran daring sedianya hanya diterapkan sampai Senin. Maka besok, pihak sekolah akan mengumpulkan guru dan murid untuk menentukan apakah kegiatan belajar dilanjutkan tatap muka atau tetap daring.

"Saya sampaikan kepada Ibu Kepala Sekolah, batas waktu untuk, apa, pembelajaran yang pakai daring, itu kan sampai dengan hari Senin,” ujar ha.

“Hari Senin besok mereka akan mengundang para murid dan juga guru, para guru dan murid, untuk diberikan pilihan, apakah mereka akan sekolah langsung atau melalui daring," tambah Pramono.

Sebagaimana diketahui, peristiwa ledakan itu terjadi pada Jumat (7/11/2025) saat khotbah salat Jumat. Diketahui, total 96 orang menjadi korban ledakan, termasuk pelaku siswa inisial F yang telah ditetapkan sebagai anak berkonflik dengan hukum (ABH).

Sementara untuk saat ini data korban yang masih menjalani perawatan sebanyak 20 korban tersebar di tiga rumah sakit, dengan rincian 13 orang di RS Islam Jakarta, lau di RS Yarsi Jakarta sebanyak 6 orang dan Rs Polri Kramatjati sebanyak 1 orang yang merupakan anak berkonflik dengan hukum.

Para korban turut terdampak akibat ledakan di dua TKP, pertama di dalam Masjid memakai dua peledak mekanisme remote jarak jauh. Kemudian, dua ledakan dan dua bom tidak meledak di bank sampah, sementara sisa bom tidak meledak ditemukan di taman baca yang memakai mekanisme sumbu.

Sedangkan dari latar belakang F selaku anak berkonflik dengan hukum, didapat jika yang bersangkutan dikenal sebagai pribadi tertutup jarang bergaul. Sampai akhirnya, dorongan melakukan tindakan ekstrim, karena pengaruh dari media sosial.sinpo

Editor: Harits Tryan
Komentar: