Harga Pangan Naik, Warga Ini Ngaku Sahur dan Berbuka Hanya dengan Mie Instan

Oleh: Dyah Ratna Meta Novia
Selasa, 19 Maret 2024 | 15:00 WIB
Ilustrasi sahur dengan mie instan (Foto/Freepik)
Ilustrasi sahur dengan mie instan (Foto/Freepik)

Indonesiaglobe.id - Kenaikan harga bahan pokok dari beras, telur, daging, dan kebutuhan pangan lainnya pada awal Ramadhan menyebabkan inflasi harga pangan bergejolak. Kenaikan harga pangan menurut ekonom, menghantam kehidupan kelompok masyarakat miskin. Rata-rata 62% dari penghasilan mereka digunakan untuk membeli makanan sehari-hari.

Dikutip dari BBC Indonesia, kesulitan ini juga dirasakan oleh Astria, seorang warga Makassar, Sulawesi Selatan. Astria merasa bulan puasa tahun ini lebih berat dari tahun-tahun sebelumnya.

Dia dan keluarganya mengaku hanya bisa sahur dan berbuka dengan mi instan dan putih telur akibat harga pangan yang meningkat. Daging ayam dan daging sapi, katanya, adalah kemewahan yang sulit diperoleh.

Hal senada juga diungkapkan Cucu Yumilah di Bandung, Jawa Barat. Ia mengaku, Ramadhan tahun ini lebih sulit dibanding tahun sebelumnya.

Cucu mengatakan, uang sebesar Rp 150.000 yang dibawa Cucu saat belanja hampir tidak tersisa. Uang itu hanya mampu untuk membeli beras 3 Kg, telur 1 Kg, sebungkus tahu, minyak goreng satu liter, bahan kolak, dan cabe merah.

Melambungnya harga pangan, menurut ekonom, disebabkan tata kelola niaga pangan yang bermasalah, perhelatan pemilu yang menyerap pasokan sembako dalam jumlah besar untuk kampanye, fenomena El Nino, serta permintaan yang meningkat selama bulan Ramadan.

Pemerintah pun melakukan beragam upaya untuk mengontrol kenaikan bahan pangan, mulai dari operasi pasar hingga menambah kapasitas impor.sinpo

Komentar: