Menunggu Rekonsiliasi Besar Pemilu 2019 Terulang di 2024

Oleh: Ahda Bayhaqi
Kamis, 28 Maret 2024 | 20:07 WIB
Prabowo Subianto dan Megawati Soekarnoputri. (Foto/Instagram/Prabowo)
Prabowo Subianto dan Megawati Soekarnoputri. (Foto/Instagram/Prabowo)

Indonesiaglobe.id - Wacana rekonsiliasi besar usai Pemilu 2024 menguatkan karena niat Presiden terpilih Prabowo Subianto merangkul semua lawannya. Apabila terjadi, Prabowo bakal mengulang sejarah usai Pemilu 2019. 

Ya, ketika Joko Widodo sebagai presiden terpilih mengajak Prabowo bergabung ke pemerintahan. Lalu mungkinkan rekonsiliasi besar akan kembali terjadi?

Pengamat politik Herry Mendrofa menilai, wacana rekonsiliasi besar ini bakal sangat baik demi konsolidasi nasional.

"Ya saya kira ini niat baik dan sebenarnya baik jika merujuk pada konsolidasi nasional," kata Herry ketika dihubungi, Kamis (28/3/2024).

Namun, ada pertimbangan krusial untuk terjadinya rekonsiliasi nasional. Karena perlu ada partai yang menjadi oposisi untuk menjalankan check and balance.

"Hanya saja pertimbangan krusial lainnya adalah kepentingan demokrasi yang harusnya ada entitas semacam parpol yang menempatkan diri pada posisi berada di luar pemerintahan," jelas Herry.

Direktur Eksekutif Centre for Indonesia Strategic Actions (CISA) ini menilai, meski peluangnya ada, terlihat kecenderungan PDIP memilih menjadi oposisi pada pemerintahan berikutnya.

"Soal PDIP saya rasa akan cenderung berada diluar pemerintahan, artinya parpol ini tidak punya niat untuk bergabung dengan Prabowo," kata Herry.

Pengamat politik Ujang Komarudin berpendapat yang sama. Menurut Ujang, ada kesulitan PDIP rekonsiliasi dengan kubu Prabowo karena sosok Presiden Joko Widodo. Hubungan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dengan Jokowi merenggang karena Pemilu 2024.

Ujang melihat pengalaman hubungan Megawati dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Residu Pemilu 2004 itu masih terjadi sampai kini. Megawati dan SBY masih sulit untuk bertemu.

Kendati, sosok Prabowo dinilai bisa menjadi jembatan untuk menghubungkan kembali hubungan Jokowi dan Megawati yang renggang. Tetapi butuh waktu yang lama.

"Jadi soal rekonsiliasi itu mungkin, tapi sepertinya akan lama terkait persoalan politik saat ini. Prabowo jadi jembatan, iya, bisa jadi. Tetapi hubungan Megawati dengan Jokowi kelihatannya akan panjang akan lama," kata Ujang.

Bisa dibilang peluang rekonsiliasi besar akan kembali terjadi di tahun 2024. Sebab, Ketua DPP PDIP Puan Maharani seperti memberi lampu hijau ihwal adanya pertemuan antara Ketua Umum PDIP Megawati dengan Prabowo Subianto.

Ia hanya memastikan bakal terjadi pertemuan antara Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan Presiden Terpilih Prabowo Subianto.

"Insyaallah, insyaallah," kata Puan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (28/3/2024).

Namun, ketua DPR RI itu belum memastikan kapan pertemuan antara Megawati dan Prabowo bakal digelar.

Sementara itu, Ketua Harian DPP Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengakui pihaknya menjalin komunikasi dengan PDI Perjuangan.

"Komunikasi tiap hari," kata Dasco yang menjawab di hadapan Puan.sinpo

Editor: Harits Tryan Akhmad
Komentar: