Prihatin, Warga Arab di Israel Hidup dalam Tekanan

Oleh: Dyah Ratna Meta Novia
Rabu, 03 April 2024 | 18:00 WIB
Bangsa Arab banyak yang tinggal di Israel  (Foto/Pixabay)
Bangsa Arab banyak yang tinggal di Israel (Foto/Pixabay)

Indonesiaglobe.id - Warga minoritas Arab yang tinggal di Israel kehidupannya sudah cukup rumit sebelum perang. Namun kini kebebasan mereka lebih dibatasi.

Issa Fayed yang merupakan pemilik sebuah bengkel mobil di Haifa, Israel mengatakan, warga Arab Palestina di Israel tidak memiliki kebebasan berbicara.

"Saya mengatakan bahwa pandangan warga Palestina dan Arab juga penting, dan ini  akan jadi masalah jika Israel menangkap kami," kata Fayed dalam sebuah unggahan di Instagram.

Dikutip dari DW, akibat unggahan video tersebut, Fayed ditangkap oleh pihak berwenang Israel pada 13 Oktober atas tuduhan menghasut terorisme. Namun, tidak ada dakwaan yang dijatuhkan kepadanya, sehingga Fayed dibebaskan setelah beberapa hari. 

Kisah Fayed ini mencerminkan kehidupan warga Arab Israel lainnya dalam situasi serupa yakni hidup di bawah tekanan.

Fayed mengatakan, sejak penangkapannya pada Oktober lalu, dia memilih untuk mensensor sendiri unggahannya di media sosial miliknya. "Sebelum perang, saya tahu bahwa kami adalah warga negara kelas dua. Kini, rasanya seperti kami hidup di bawah penjajahan,” katanya.

Bagi 2 juta warga Arab Israel, perang Israel-Palestina yang masih berlangsung, membuat hubungan kedua pihak yang secara historis sudah rumit dengan negara Israel, juga menjadi semakin sulit untuk dijalani.

Warga Arab, termasuk warga Palestina yang beragama Islam dan Kristen serta komunitas Druze dan Bedouin, hanya berjumlah sekitar 20% persen dari total populasi Israel. Kebanyakan dari mereka adalah keturunan warga Palestina yang tetap bertahan tinggal di Israel setelah pendirian negara itu tahun 1948, yang memicu ratusan ribu warga Palestina mengungsi ke daerah-daerah tetangga. 

Oleh karena itu, warga Palestina di Israel kebanyakan memiliki hubungan yang kuat dengan warga Palestina di Tepi Barat dan wilayah Gaza yang diduduki, serta warga Palestina diaspora global.sinpo

Editor: Dyah Ratna Meta Novia
Komentar: