Mengenal Basuluak, Tradisi Mengasingkan Diri Selama Ramadhan

Oleh: Dyah Ratna Meta Novia
Senin, 08 April 2024 | 09:00 WIB
Ilustrasi basuluak (Foto/Freepik)
Ilustrasi basuluak (Foto/Freepik)

BeritaNasional.com - Di sebuah surau di Kota Padang, Sumatra Barat, sejumlah perempuan lansia tampak berzikir di dalam sebuah ruangan yang disekat menggunakan kain. Mereka tengah melaksanakan tradisi mengasingkan diri yang dikenal dengan sebutan basuluak.

Tak tampak satu pun generasi muda turut dalam tradisi yang sudah ratusan tahun dilaksanakan oleh sebagian masyarakat Sumatra Barat itu.

"Anak muda sekarang mereka sibuk berjoget saja," tukas Bayar, salah seorang peserta basuluak," ujarnya.

Dikutip dari BBC Indonesia, Bayar (70) bersama sembilan perempuan lansia lainnya melaksanakan basuluak di Surau Ubudiyah. Mereka beberapa tahun terakhir menggeluti tradisi itu setiap Ramadhan.

"Saya sudah 13 kali melaksanakan basuluak ini dan saya masih melaksanakannya setiap Ramadan," lanjutnya

Pada bulan Ramadan, para peserta basuluak mengasingkan diri di surau guna berzikir. “Dengan mengikuti basuluak ini, saya bisa melaksanakan seluruh ibadah mulai dari yang wajib hingga ibadah sunah. Selain itu, saya juga bisa lebih mendekatkan diri dengan Allah,” kata Bayar.

Selain itu, ia juga bisa lebih mendalami ilmu agama dengan adanya pendampingan dari mursyid yang selalu menjawab setiap pertanyaannya tentang Islam.

Namun dia prihatin sejumlah surau di Sumatra Barat kini tak lagi melaksanakan tradisi ini lagi. Di sisi lain, tak banyak generasi muda tertarik melestarikan basuluak.

Menurut Dosen Fakultas Adab, Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol Padang, Taufik Hidayat, tradisi basuluak mulai dilaksanakan oleh masyarakat Sumatra Barat tak lama setelah ajaran tarekat Naqsabandiyah berkembang di wilayah itu ratusan tahun lalu.

"Tradisi ini sendiri hadir di Sumatra Barat ini sekitar tahun 1850-an," katanya.

Bagaimana tradisi basuluak dilakukan?

Tradisi basuluak dilaksanakan oleh seorang Muslim yang ingin mendekatkan diri kepada Allah pada saat Ramadhan dengan menghabiskan waktu di surau sejak 10 hari sebelum Ramadan dan akan berakhir saat lebaran Idul Fitri.

Mursyid Surau Ubudiyah Musar M menjelaskan, basuluak diawali dengan melaksanakan mandi taubat yang dilanjutkan dengan salat taubat.

"Setelah itu, peserta basuluak akan melaksanakan amalan-amalan seperti berzikir di dalam khalwat yang merupakan sebuah ruangan khusus yang dibuat dengan kain untuk melaksanakan zikir," katanya.

Selain berzikir, peserta basuluak juga melaksanakan ibadah-ibadah wajib lainnya seperti melaksanakan puasa, salat wajib, dan salat sunat lainnya.

"Selain melaksanakan ibadah dan zikir, peserta basuluak ini tidak diperbolehkan memakan makanan berupa daging," ujar Musar M.

"Selain melaksanakan ibadah dan zikir, peserta basuluak tidak diperbolehkan memakan makanan berupa daging dan hanya boleh memakan makanan seperti sayuran, tahu, tempe dan lainnya," lanjutnya.

Pelaksanaan basuluak dibagi menjadi beberapa waktu yang berbeda. Mulai dari 10 hari, 20 hari hingga pelaksanaan terlama yaitu selama 40 hari.

"Jadi, kalau misalnya peserta basuluak ini terputus melaksanakannya karena suatu alasan, maka harus diulang lagi dari awal," jelas Musar.sinpo

Editor: Dyah Ratna Meta Novia
Komentar: