India Berusaha Mencapai Kemandirian Dalam Bidang Pertahanan

Oleh: Dyah Ratna Meta Novia
Selasa, 30 April 2024 | 10:50 WIB
India berusaha meningkatkan kemandirian dalam bidang pertahanan (Beritanasional/Meta)
India berusaha meningkatkan kemandirian dalam bidang pertahanan (Beritanasional/Meta)

BeritaNasional.com - Saat ini sektor pertahanan India sedang mengalami transformasi yang luar biasa. Hal ini didorong oleh hasrat Pemerintah India untuk melakukan ‘Atmanirbharta' yang artinya kemandirian dalam bidang pertahanan. Kementerian Pertahanan India mempelopori upaya untuk memperkuat kemampuan pertahanan negara dengan fokus pada desain, pengembangan, dan manufaktur dalam negeri. 

Dubes India Sandeep Chakravorty mengatakan, saat ini Pemerintah India memainkan peran penting dalam memastikan negara yang kuat, aman dan mandiri, karena negara ini mengalami peningkatan ekonomi dan sosial yang signifikan. "Kami juga siap menjadi negara dengan perekonomian terbesar ketiga di dunia," katanya dalam konferensi pers, Selasa (30/4/2024).

Ia menjelaskan, persediaan militer India mempunyai jangkauan dan skala yang serupa dengan peralatan militer Indonesia. Pada masa Kemerdekaan tahun 1947, India memiliki kapal, pesawat terbang dan berbagai perlengkapan Angkatan Darat terutama dari Inggris dan Eropa. Karena pertimbangan geo-politik dan kepentingan keamanan negara, impor peralatan militer didiversifikasi dan akuisisi pertahanan dalam jumlah besar dilakukan dari bekas Uni Soviet. Yang mengakibatkan sebagian besar persediaan dari Rusia. 

Dalam dua dekade terakhir, terang Sandeep, pihaknya telah mendiversifikasi sumber daya dan memiliki alutsista dari banyak negara di dunia. "Kami juga diklaim sebagai importir pertahanan terbesar di dunia."

Sandeep mengatakan, pihaknya juga menyadari kendala dengan hanya melakukan akuisisi saja tanpa basis manufaktur dalam negeri. Hal ini telah menciptakan banyak tantangan dalam mempertahankan peralatan, dukungan siklus hidup, peningkatan, dan seperti yang baru saja disebutkan yakni biaya. 

Kisaran dan skala penyebaran perangkat keras militer tersebut, memerlukan pelatihan dan protokol pemeliharaan yang berbeda, filosofi operasi yang berbeda, tidak tersedianya suku cadang karena perkembangan geo-politik dan secara umum, tekanan besar dalam menjaga militer tetap berjalan dan efisien. Ada juga tantangan yang timbul akibat pengendalian ekspor dan persyaratan penggunaan akhir. Terkadang peralatan dan suku cadang tidak tersedia saat dibutuhkan.

Sejumlah upaya dilakukan untuk mengimbangi sebagian nilai kontrak untuk diinvestasikan kembali pada perusahaan dan manufaktur lokal (minimal 30%), untuk Transfer Teknologi (ToT) dan peningkatan kandungan lokal dalam proyek impor. 

Meskipun terdapat beberapa manfaat yang diperoleh dari kebijakan dan pedoman ini, India terus mengimpor perangkat keras militer dalam jumlah besar. Realisasi nilai sebenarnya dari penyeimbangan tetap menjadi tantangan yang terus-menerus dihadapi  karena pemasok selalu berusaha untuk tidak memenuhi komitmen mereka. "Kebijakan kita saat ini adalah mengurangi ketergantungan pada impor," ujar Sandeep.

Reformasi kebijakan yang penting telah membuka produksi pertahanan kepada sektor swasta. Sebelumnya, produksi pertahanan hanya terbatas pada BUMN, namun kini telah dibuka untuk memungkinkan keikutsertaan kewirausahaan dan inovasi sektor swasta. 

Reformasi lainnya, lanjutnya, adalah korporatisasi pabrik persenjataan pertahanan India. Sebelumnya mereka beroperasi sebagai bagian dari pemerintah, namun kini dijalankan sebagai perusahaan. Hal ini membawa dinamisme baru dalam operasi mereka.

Intervensi kebijakan ini telah memberikan dorongan kepada UMKM dan Startup untuk berkontribusi dan bermitra dalam Industri Pertahanan India. Beberapa pusat inkubator pertahanan dan fasilitas penelitian dan pengembangan telah didirikan di banyak lembaga akademis terkemuka dan kerjasama dengan perusahaan-perusahaan rintisan (start-up) oleh para profesional di bidang industri militer telah menciptakan ekosistem yang kuat untuk memasukkan pemain-pemain baru di bidang ini.

Kini semua orang, bahkan perusahaan besar, UMKM, dan perusahaan rintisan (start-up) dapat, dan memang berkeinginan untuk berkontribusi dalam penelitian dan pengembangan, inovasi, dan manufaktur untuk angkatan bersenjata India.
 sinpo

Editor: Dyah Ratna Meta Novia
Komentar: