AS Janji Hentikan Pengiriman Bom ke Israel

Oleh: Dyah Ratna Meta Novia
Sabtu, 18 Mei 2024 | 08:00 WIB
Warga Gaza kondisinya sangat menderita (Foto/UNRWA)
Warga Gaza kondisinya sangat menderita (Foto/UNRWA)

BeritaNasional.com - Menteri Pertahanan Lloyd Austin telah mengonfirmasi, AS menghentikan pengiriman bom ke Israel pekan lalu karena adanya kekhawatiran Israel akan mengambil keputusan untuk melancarkan serangan besar-besaran terhadap kota Rafah di Gaza selatan, yang bertentangan dengan keinginan AS.

Pengiriman tersebut seharusnya terdiri dari 1.800 bom seberat 900 kilogram dan 1.700 bom seberat 225 kilogram, menurut pejabat yang tidak mau disebutkan namanya. 

Fokus perhatian AS adalah bahan peledak yang lebih besar dan bagaimana bahan tersebut dapat digunakan di lingkungan perkotaan yang padat penduduk seperti Rafah. Selama ini rafah jadi tempat lebih dari 1 juta warga sipil berlindung setelah mengevakuasi bagian lain Gaza di tengah perang Israel terhadap Hamas.

Austin mengonfirmasi penundaan pengiriman senjata tersebut, dan mengatakan kepada subkomite Alokasi Pertahanan Senat bahwa AS menghentikan “satu pengiriman amunisi muatan tinggi.”

“Kami akan terus melakukan apa yang diperlukan untuk memastikan bahwa Israel mempunyai sarana untuk mempertahankan diri,” kata Austin. 

“Namun, kami saat ini sedang meninjau beberapa pengiriman bantuan keamanan jangka pendek dalam konteks peristiwa yang terjadi di Rafah,” tambahnya.


Sejatinya, penghentian pengiriman bantuan adalah manifestasi paling mencolok dari perselisihan antara pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan pemerintahan Presiden Joe Biden, yang telah meminta Israel untuk berbuat lebih banyak guna melindungi kehidupan warga sipil tak berdosa di Gaza.

Hal ini juga terjadi ketika pemerintahan Biden akan mengeluarkan keputusan resmi pertama pada minggu ini mengenai apakah serangan udara di Gaza dan pembatasan pengiriman bantuan telah melanggar hukum internasional dan hukum AS yang dirancang untuk menyelamatkan warga sipil dari kengerian terburuk dari perang di Gaza. 

Dikutip dari VOA, keputusan yang menentang Israel akan semakin menambah tekanan pada Biden untuk mengekang aliran senjata dan uang ke militer Israel.
 sinpo

Editor: Dyah Ratna Meta Novia
Komentar: