Pentingnya Terapi untuk Mencegah dan Eliminasi TBC
BeritaNasional.com - Kepala Pusat Peduli TBC Yarsi, Heliwah Umniyati mengatakan, terapi pencegahan tuberkulosis sangat penting untuk mempersempit penyebaran penyakit menular yang mempengaruhi paru-paru tersebut.
"Sekarang ini untuk menuju eliminasi tuberkulosis (TBC) 2030 dan menurunkan prevalensi TBC di Indonesia, maka terapi pencegahan sangat penting," ujarnya saat ditemui di Universitas Yarsi, Jakarta, Rabu.
Heliwah menuturkan kesadaran masyarakat masih terbilang rendah dalam hal pengobatan dan terapi penyakit TBC.
Para penderita yang positif terjangkit kuman tuberkulosis seringkali enggak ke puskesmas dan meminum obat. Durasi minum obat harus dilakukan setidaknya tiga sampai enam bulan agar kuman tuberkulosis mati.
"Tidak hanya yang sakit diobati, tetapi juga anggota keluarganya terutama anak usia lima tahun harus dikasih terapi pencegahan tuberkulosis," kata Heliwah.
Seorang penderita tuberkulosis dapat menular kan penyakit itu kepada orang lain, baik itu di rumah atau lingkungan kerja.
Orang-orang yang melakukan kontak erat dengan penderita tuberkulosis harus diperiksa untuk memastikan apakah mereka punya kuman tahan asam di dalam tubuh atau tidak.
Meski tubuh kelihatan sehat dan nafsu makan ada, tetapi bila terbukti ada kuman, maka orang bersangkutan memiliki dorman atau kuman tidur yang sewaktu-waktu dapat aktif bila daya tahan tubuh rendah.
"Untuk mencegah TBC aktif harus dikasih obat pencegahan yang dikenal dengan terapi pencegahan TBC, itu bisa tiga bulan atau enam bulan tergantung obatnya. Sekarang ada obat baru yang mempercepat terapi," papar Heliwah.
Lebih lanjut dia mengungkapkan ada banyak anak di bawah usia lima tahun kini terkena penyakit tuberkulosis yang umumnya tertular dari orang tua mereka.
Dikutip dari Antara, Rabu (29/5/2024), gejala penyakit tuberkulosis pada anak-anak yang paling kentara adalah berat badan selalu turun. Meski muncul batuk, tetapi itu tidak utama seperti hanya gejala yang dialami oleh penderita tuberkulosis dewasa.
"Kami menjaring banyak (penderita TBC), tetapi hanya sedikit yang mengikuti terapi pencegahan tuberkulosis," kata Heliwah.
5 bulan yang lalu
DUNIA | 1 hari yang lalu
GAYA HIDUP | 1 hari yang lalu
HUKUM | 1 hari yang lalu
POLITIK | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
EKBIS | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
HUKUM | 1 hari yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu