China Minta Israel Hentikan Gempuran ke Rafah

Oleh: Dyah Ratna Meta Novia
Rabu, 29 Mei 2024 | 23:00 WIB
Ilustrasi Israel terus menggempur Rafah (Foto/Inst Gaza Now)
Ilustrasi Israel terus menggempur Rafah (Foto/Inst Gaza Now)

BeritaNasional.com - Pemerintah China mendesak agar Israel menghentikan serangan dan gempuran militernya di Rafah. Apalagi Rafah merupakan tempat perlindungan bagi lebih dari satu juta warga Palestina di Gaza, sesuai dengan keputusan Mahkamah Internasional (ICJ).

"Kami meminta semua pihak untuk melindungi warga sipil dan fasilitas sipil, dan sangat mendesak Israel untuk memperhatikan seruan komunitas internasional dan menghentikan serangan terhadap Rafah," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning kepada media di Beijing.

Sebelumnya Israel menyerang kamp di timur laut Rafah, yang menyebabkan sedikitnya 40 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka, termasuk anak-anak, menurut Dinas pertahanan sipil Palestina.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengklaim bahwa serangan udara di kamp pengungsi sebagai "insiden tragis" dan menambahkan bahwa penyelidikan sedang dilakukan.

China, menurut Mao Ning, sangat prihatin atas operasi militer Israel di Rafah.

"Kami mencatat bahwa Mahkamah Internasional PBB untuk ketiga kalinya telah mengeluarkan perintah mengenai tindakan sementara terhadap konflik Palestina-Israel dan untuk pertama kalinya secara eksplisit meminta penghentian serangan militer di wilayah tersebut," tambah Mao Ning.

Hal tersebut mencerminkan konsensus dunia dan seruan kuat untuk segera melakukan gencatan senjata, melindungi warga sipil, dan mengurangi krisis kemanusiaan.

"Langkah-langkah sementara yang relevan harus diterapkan secara efektif sesegera mungkin. Posisi China dalam konflik Palestina-Israel konsisten dan jelas. Kami menentang pelanggaran hukum humaniter internasional," tegas Mao Ning.

Dikutip dari Antara, Rabu (29/5/2024), menurut Mao Ning, komunitas internasional perlu bekerja sama untuk meredakan dan mengakhiri krisis kemanusiaan di Gaza.
 sinpo

Editor: Dyah Ratna Meta Novia
Komentar: