Omzet Penjual Hewan Kurban di Jaktim Menurun, Ini Penyebabnya
BeritaNasional.com -
Ada beberapa faktor yang mengakibatkan turunnya omzet penjual hewan kurban meski menjelang Hari Raya Idul Adha 1445 Hijriah.
Salah satu faktor utama adalah menjamurnya penjual hewan kurban sehingga pedagang harus bersaing lebih ketat lagi.
Hal tersebut seperti yang dirasakan penjual hewan kurban bernama Hadi di kawasan Rawamangun, Jakarta Timur, yang mengaku omzetnya menurun.
Hadi menduga terlalu banyak penjual hewan kurban di beberapa titik di Jakarta. Bahkan, penjualan hewan kurban menjamur bak rumput di musim hujan.
"Saingan penjual hewan kurban ada di mana-mana, apalagi satu minggu sebelum Lebaran makin banyak yang menjual hewan kurban, di samping-samping jalan banyak sekali mungkin ini yang membuat pembeli terbagi karena saking banyaknya," kata Hadi kepada beritanasional.com, Sabtu (15/6/2024).
Kendati begitu, pria berusia 48 tahun itu tak mempermasalahkan menjamurnya penjual hewan kurban. Menurut dia, hal tersebut merupakan hak setiap orang.
"Kami juga enggak boleh iri atau marah, itu hak semua orang untuk menjual tergantung dari rezeki jika kita diberi rezeki segini ya sudah kami harus syukuri yang paling terpenting kita berusaha untuk menjemput rezeki," ungkapnya.
Meski mengalami penurunan sekitar 25 persen jika dibandingkan dengan lebaran tahun sebelumnya, Hadi mengaku mensyukuri omzet tersebut.
"Kami tetap harus bersyukur berapa pun rezeki yang diberikan kepada kami. Hasil penjualan kami tahun ini menurun kalau diperkirakan ada 25 persen kalau kami bandingkan dengan Lebaran tahun kemarin," ucapnya.
Hadi menuturkan hewan kurban yang dijualnya tahun ini hanya laku sekitar 55 ekor yang terdiri atas 26 ekor sapi dan 32 ekor kambing.
"Dari awal buka di sini yang terjual 32 ekor kambing dan 26 sapi. Tahun kemarin, penjualan kami sampai 80 ekor, baik sapi maupun kambing," ujarnya.
Harga kambing yang dijual hadi pun bervariasi, bergantung ukuran tubuh kambing yang dijual. Hadi membanderol kambing dengan harga mulai Rp 3,5 juta sampai Rp 7 juta.
Sementara itu, sapi dari harga Rp 20 juta sampai 28 juta dengan bobot sampai ratusan kilogram.
"Harga bervariasi tergantung besar kecilnya kambing. Untuk terkecil 3,5 juta sampai 4,5 juta. Termahal 7 juta untuk sapi ukuran kecil ada 19 juta, 20 juta, sampai 28 juta," ungkapnya.
Kambing seharga Rp 3,5 juta, lanjut Budi, kambing tersebut memiliki bobot seberat 25-30 kilogram. Bobot harga kambing termahal bisa 65 kilogram.
"Berat kambing dari 25 dan 30 ada juga 65 kilogram, paling berat harganya paling mahal," ucapnya.
Hadi memastikan hewan kurban yang dijualnya terhindar dari wabah penyakit yang menular. Dia juga menyebut sudah mengantongi izin dari pemerintah.
"Kalau masalah penyakit saya jamin 100 persen tidak ada penyakit yang menular kita merawatnya sesuai arahan dari pemerintah. Kami kan melakukan demi kesehatan masyarakat," tuturnya.
5 bulan yang lalu
DUNIA | 1 hari yang lalu
GAYA HIDUP | 1 hari yang lalu
HUKUM | 1 hari yang lalu
POLITIK | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
HUKUM | 1 hari yang lalu
EKBIS | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu